Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan pengguna QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard di Indonesia telah mencapai 10,4 juta pedagang hingga pertengahan September 2021.
"Angka tersebut tumbuh 120,22 persen dibandingkan pertengahan September 2020 (year-on-year/yoy)," kata Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan September 2021.
BI akan terus mendorong akselerasi perluasan merchant QRIS, khususnya di pasar, pusat perbelanjaan, dan tempat ibadah. Hal itu akan menjadi salah satu langkah meningkatkan integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital, sekaligus mendukung protokol kesehatan.
"BI terus memperkuat integrasi ekosistem ekonomi keuangan digital (EKD) melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran," ucap dia.
Perry mengatakan transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Agustus 2021 memang terus meningkat, sejalan dengan akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan pembayaran digital, dan akselerasi digital banking.
"Kami akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan otoritas terkait dalam mengakselerasi transaksi keuangan dan ekonomi digital," ucapnya.
Pada Agustus lalu, BI mengatakan bahwa jumlah pengguna QRIS di Indonesia mendekati 9 juta, didominasi oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
QRIS sendiri merupakan inisiatif Bank Indonesia untuk mempercepat digitalisasi retail payment.
Selain itu teknologi ini juga mempermudah pembayaran belanja ritel secara langsung dan membantu pelaku usaha mencatat berapa banyak dagangan yang terjual.
Percepatan digitalisasi pembayaran ritel dan pengelolaan data merupakan dua inisiatif BI yang tercatat dalam Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR