Resmi beroperasi di Indonesia, perusahaan global penyedia layanan dan inovasi TI, Crayon akan semakin "mewarnai" pasar cloud di tanah air.
Selain sebagai bagian dari strategi global untuk melakukan ekspansi di Asia Pasifik, kehadiran Crayon ini juga dilatarbelakangi peluang pertumbuhan pasar di Indonesia.
“Pasar TI Indonesia adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Pasifik (APAC)," ujar Anissa Sharmanti, Country Director Crayon Indonesia dalam siaran pers, Kamis (23/9).
Khususnya untuk cloud, menurut proyeksi International Data Corporation (IDC), pasar cloud Indonesia akan tumbuh rata-rata 31% per tahun selama 5 tahun ke depan menjadi US$1,2 miliar pada tahun 2024, seiring pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
"Di Crayon, kami telah membangun keahlian selama lebih dari 20 tahun untuk menghadapi tantangan yang dibawa oleh adopsi dan manajemen cloud. Kami yakin dapat membantu perusahaan, khususnya korporasi kecil, menengah dan besar, dalam perjalanan transformasi digitalnya, dan yakin bahwa inilah saat yang tepat untuk memasuki pasar Indonesia,” kata Anissa Sharmanti.
Terhitung sebagai pendatang baru di pasar Indonesia, Crayon telah memiliki lebih dari 30 klien korporat dan mengharapkan pertumbuhan pendapatan sebesar 300% dalam dua tahun ke depan.
Sebagai pendatang baru dalam bisnis cloud Indonesia, strategi utama Crayon adalah menyediakan solusi migrasi cloud yang berfokus pada pelanggan berdasarkan efisiensi data dan biaya.
Crayon tidak hanya menyediakan adopsi dan layanan cloud tetapi juga memperkuat layanan artificial intelligence (AI) di pasar Asia Tenggara. Salah satu langkah yang dilakukan Crayon adalah mendirikan AI Center of Excellence di Singapura untuk membantu dan mendukung UKM dalam perjalanan transformasi digital.
Salah satu kisah sukses pemanfaatan layanan cloud Crayon datang dari International SOS. Perusahaan yang menyediakan layanan risiko kesehatan dan keamanan ini berhasil menghemat biaya hingga enam digit melalui pengoptimalan lisensi cloud.
“Selain menganalisa sistem kami, Crayon juga mengatasi tantangan mendasar yang kami hadapi dengan infrastruktur TI untuk memastikan perubahan diterapkan berdasarkan apa yang kami butuhkan sebagai sebuah organisasi,” menurut keterangan International SOS.
Berdiri pada tahun 2002, Crayon fokus memberikan layanan TI yang mengoptimalisasi investasi teknologi pelanggan. Saat ini, operasional bisnis Crayon menjangkau lebih dari 35 negara. Di Asia Pasifik, Crayon telah memiliki kantor di Singapura, Malaysia, Filipina, Sri Lanka dan Australia.
“Asia Pasifik adalah salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat terkait adopsi dan layanan cloud, dan kami melihat peluang besar dalam ekspansi kami di pasar tersebut,” kata CEO Crayon, Melissa Mulholland. Langkah ekspansi ini dinilai Melissa akan memperkuat global footprint Crayon.
Rhonda Robati, Wakil Presiden Senior Crayon Asia Pasifik menambahkan, “Kami sangat senang dapat mendirikan kantor kami di Indonesia yang menawarkan keahlian dan hubungan strategis dengan semua vendor teknologi terkemuka di kawasan ini. Kunci percepatan pertumbuhan kami di APAC adalah menjadi perusahaan yang memihak pelanggan dan menjadi konsultan tepercaya bagi pelanggan kami.”
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR