Menurut World Bank dan McKinsey, dari tahun 2015 sampai tahun 2030, Indonesia membutuhkan tambahan 600 ribu talenta digital setiap tahunnya. Tingginya kebutuhan talenta digital ini tidak lepas dari perubahan zaman, seperti halnya Industri 4.0. Pemerintah Indonesia pun telah menyatakan bahwa Indonesia harus bersiap menyongsong Industri 4.0 itu. Agar kebutuhan talenta digital tersebut terpenuhi dan transformasi digital menyonsong Industri 4.0 bersangkutan tidak terhambat, IT Del menilai Pemerintah Indonesia memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
Salah satu dukungan yang dimaksud adalah dari perguruan tinggi yang lazimnya memang merupakan tempat untuk mencetak talenta digital baru. Oleh karena itu, IT Del kemarin menyampaikan akan menggelar simposium nasional dengan tema “AI Campus untuk Industrialisasi Inteligensi” demi membantu perihal tercetaknya talenta digital baru.
IT Del menambahkan bahwa Indonesia memerlukan bukan sembarang talenta digital, melainkan talenta digital yang memiliki keahlian yang sesuai dengan Industri 4.0 tersebut, seperti big data analytics, AI (artificial intelligence), cyber security, cloud computing, dan IoT (internet of things). Tak hanya itu, IT Del juga meyakini talenta digital bersangkutan perlu dilengkapi dengan "21st century skill", yakni pemikiran kritis, kreativitas, kemampuan berkolaboarasi, dan komunikasi.
Adapun simposium nasional yang akan digelar IT Del dijadwalkan pada 30 September 2021 dari pukul 09:00 sampai 12:30. Simposium nasional itu rencananya akan dibuka oleh Pendiri dan Pembina Yayasan Del, Luhut Binsar Pandjaitan; Bupati Toba, Ir. Poltak Sitorus; serta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Bagi yang tertarik untuk mengikutinya secara daring bisa mendaftar di shorturl.at/drFW5.
KOMENTAR