Masuknya Indonesia pada era revolusi industri 4.0 yang berkarakteristik teknologi menggunakan AI mengubah banyak aspek kehidupan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, semakin banyak industri yang menggunakan AI dalam proses bisnisnya, baik untuk membuat dan menyediakan produk maupun membuat teknologi baru berbasis AI. Pertumbuhan ini berdampak langsung pada kebutuhan talenta AI yang unggul untuk mendukung industri tersebut.
Namun demikian, saat ini Indonesia belum mampu mengimbangi tingginya kebutuhan akan talenta AI. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami kesenjangan talenta digital, di mana kita membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari seluruh pihak untuk mengatasi persoalan yang ada.
Hal ini yang jadi bahasan dalam Simposium Nasional yang dilaksanakan langsung secara daring oleh Institut Teknologi Del (IT Del). Simposium yang dihadiri sekitar 1000 peserta dari berbagai kalangan ini diantaranya juga turut menghadirkan Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Del, Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno; serta perwakilan dari pemerintah daerah.
Dalam sambutannya, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, “Penggunaan AI yang tepat guna akan memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat dan negara dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul. Untuk itu, saya berharap semoga suatu saat muncul pemuda-pemuda hebat di bidang AI yang mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada.”
Sementara Nadiem Makarim menyampaikan bahwa dimulainya inisiatif kampus kecerdasan artifisial oleh IT Del merupakan salah satu cara yang strategis untuk mempersiapkan para mahasiswa menghadapi tantangan masa depan.
“Saya yakin pemanfaatan AI ini akan membantu perguruan tinggi mengakselerasi peningkatan mutu lembaga dan pembelajaran yang sejalan dengan tujuan merdeka belajar dalam program Kampus Merdeka. Namun demikian, untuk menjawab tantangan masa depan, mahasiswa tidak hanya harus cerdas secara inteligensi, tetapi juga matang secara karakter,” kata Nadiem.
Selain didukung oleh pemerintah pusat, Bupati Toba, Poltak Sitorus menyampaikan “IT Del memberikan kesempatan bagi masyarakat yang jauh dari perkotaan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas sehingga mereka dapat bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi ternama di Indonesia.”
Pemanfaatan AI
Dilansir dari Stanford Computer Science, AI atau kecerdasan artifisial adalah ilmu dan rekayasa pembuatan mesin cerdas, melibatkan mekanisme untuk menjalankan suatu tugas menggunakan komputer.
Di Indonesia, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mendukung pemanfaatan AI, di mana salah satunya adalah menyiapkan dan mengembangkan talenta digital yang cakap teknologi AI. Selain itu, dalam cakupan industri, penerapan AI juga telah banyak dimanfaatkan pada berbagai sektor.
Sandiaga Uno, menyampaikan bahwa dalam strategi pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (parekraf), pemerintah telah menerapkan teknologi AI dan menggunakan inovasi Big Data, Machine Learning, Internet of Things, serta digitalisasi termasuk robotik.
“Orkestrasi pemulihan parekraf ini melibatkan model Pentahelix, bukan hanya pemerintah tetapi juga beberapa pihak termasuk akademisi,” pungkas Sandi.
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR