Layanan Facebook Inc yang terdiri dari Facebook, WhatsApp dan Instagram sempat tumbang beberapa hari lalu.
Fortune and Snopes memperkirakan Facebook telah kehilangan 60 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 856,09 miliar sejak layanannya putus sekitar pukul 08.30 PT atau 22.30 WIB pada Senin (4/10).
Fortune and Snopes memperkirakan kerugian pendapatan Facebook pada pukul 13.00 PT atau 03.00 WIb dengan menggunakan angka yang diberikan Facebook saat melaporkan pendapatan kuartal kedua. Selama periode tiga bulan itu, Facebook melaporkan pendapatan sekitar 29 miliar dolar AS.
Hal itu berarti Facebook menghasilkan pendapatan sekitar 319,6 juta dolar AS per hari atau Rp 4,56 triliun, 13,3 juta dolar AS per jam atau Rp 189,8 miliar, 220.000 dolar AS per menit atau Rp 3,1 miliar dan 3.700 dolar AS per detik atau Rp 52,8 juta.
“Kami menyadari bahwa beberapa orang mengalami kesulitan mengakses aplikasi dan produk kami. Kami sedang bekerja untuk mengembalikan semuanya menjadi normal secepat mungkin dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” cuit Facebook.
Sekitar pukul 15.30 PT atau Selasa (5/10) pukul 05.30 WIB, layanan Facebook perlahan kembali online, kata jejaring sosial itu. “Kepada komunitas besar orang dan bisnis di seluruh dunia yang bergantung pada kami: kami minta maaf,” perusahaan itu menulis tweet.
“Kami telah bekerja keras untuk memulihkan akses ke aplikasi dan layanan kami dan dengan senang hati melaporkan bahwa mereka telah kembali online sekarang. Terima kasih telah mendukung kami,” ujarnya.
Kehilangan pendapatan bukan satu-satunya masalah keuangan yang dihadapi Facebook pada Senin (04/10). Saham perusahaan turun hampir lima persen menjadi 326,23 dolar AS per saham (Rp 4,6 juta) atau di tengah aksi jual luas di saham media sosial.
Penurunan saham Facebook membebani kekayaan bersih CEO Mark Zuckerberg, yang turun menjadi 121,6 miliar dolar AS atau Rp 1,73 triliun.
Dia sekarang berada di bawah salah satu pendiri Microsoft Bill Gates dan merupakan orang terkaya kelima di dunia, menurut Bloomberg.
Source | : | Bloomberg |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR