Microsoft baru saja meluncurkan sistem operasi Windows 11 untuk semua pengguna di dunia dan mengklaim Windows 11 adalah Windows teraman yang pernah mereka buat. Hal itu dikarenakan Windows 11 mengharuskan perangkat memiliki TPM 2.0 untuk menginstal sistem operasi tersebut.
Microsoft mengatakan TPM merupakan komponen penting dalam melindungi keamanan perangkat. TPM atau Trusted Platform Modules adalah sebuah chip yang terintegrasi ke dalam motherboard PC atau ditambahkan secara terpisah ke dalam CPU.
TPM sendiri bertujuan untuk melindungi kunci enkripsi, kredensial pengguna, dan data sensitif lain di balik penghalang hardware. Hal itu membuat malware maupun hacker tidak bisa mengakses atau merusak data tersebut. TPM 2.0 memungkinkan fitur-fitur pengaman seperti Windows Hello, enkripsi perangkat, virtualization-based security (VBS), hypervisor-protected code integrity (HVCI), dan secure boot.
Biasanya, TPM 2.0 sudah ada jika pengguna membeli perangkat baru. Cara cek TPM bisa dilakukan dengan Settings > Update & Security > Windows Security > Device Security.
Microsoft mengatakan kehadiran sistem keamanan itu itu mampu mengurangi malware hingga 60 persen. Sebagai contoh, jika pengguna menyalakan PC atau laptop, Windows 11 menggunakan beberapa lapisan keamanan aplikasi untuk melindungi data penting dan integritas kode aplikasi. Fitur keamanan ini sudah diaktifkan secara bawaan (default) di Windows 11 sehingga memastikan perangkat tetap aman setiap saat.
Windows 11 juga menghadirkan perlindungan tanpa password sebagai alternatif agar perangkat lebih aman. Sebagai pengganti, akun Microsoft bisa diakses dengan aplikasi Microsoft Authenticator app, Windows Hello, ataupun kode SMS. Sementara untuk perlindungan cloud, Windows 11 hadir dengan beberapa alat (tools) yang memungkinkan pengguna bisa mengatur akses ke akun pribadi ataupun perusahaan. Microsoft menyebutkan bahwa fitur seperti login sekali dan multi-factor authentication sudah diaktifkan oleh Azure Active Directory (Azure AD). Hal itu melindungi pengguna cloud dari 99,9 persen serangan siber.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR