Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, para kreator dari seluruh dunia berkumpul dan berdiskusi tentang masalah kesehatan mental di Clubhouse selama 24 jam nonstop.
Mengangkat tema “Mental Health in an Unequal World”, para kreator yang datang dari 15 negara ini menghadirkan percakapan yang edukatif dan inspiratif seputar kesehatan mental saat ini dan cara menghadapi stigma seputar kesehatan mental di tengah masyarakat. Diskusi tersebut berlangsung nonstop 24 jam pada hari Minggu (10/10)
Diskusi tentang masalah kesehatan mental di Clubhouse ini dibawakan dalam bahasa Indonesia dan berlangsung di Mental Health Matters Club, yang dibentuk oleh Nidhi Tewari, seorang Terapis dan Konsultan Pelatihan EMDR Bersertifikat EMDRIA di Richmond, Virginia, Amerika Serikat.
Di Indonesia, ada tiga pembicara yang mewakili untuk berdiskusi dalam acara ini, yaitu Widya S. Sari, Psikolog Klinis; Adjie Santosoputro, Praktisi Mindfulness; Detty Wulandari, Pendiri Klub 'Mental Health Indonesia' di Clubhouse dan penyintas bipolar; dan David Irianto, Co-Founder platform kesehatan mental Greatmind Indonesia. Selain itu, acara ini dimoderatori oleh Dwika Putra, CEO Riuh Renjana Creative yang aktif berdiskusi di Clubhouse.
Selain panggung utama di mana para kreator dan Clubhousers dapat terlibat dalam diskusi, acara ini juga mendorong Clubhousers untuk terhubung secara pribadi melalui Backchannel (fungsi DM Clubhouse) dengan Clubhousers lainnya. Fitur ini juga berguna untuk saling mengajukan pertanyaan dan mengobrol dengan sesama kreator, dan Clubhousers.
Fitur lain yang dapat dimanfaatkan Clubhousers adalah Wave???? yang dapat menghubungkan sesama Clubhousers di ruang (room) pribadi. Kedua fitur ini tentunya memungkinkan Clubhousers untuk memelihara hubungan yang lebih bermakna dan merasa lebih terhubung dimanapun mereka berada dengan sesama Clubhousers.
“Melalui acara ini, diharapkan para pendengar mendapatkan pengetahuan dan manfaat, serta pemahaman yang mampu meningkatkan kesadaran tentang isu-isu kesehatan mental. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendukung kesehatan mental, salah satunya dengan membangun support system dari orang-orang terdekat yang memiliki peran signifikan, dimulai dari keluarga,” ujar Widya S. Sari, seorang Psikolog Klinis.
Sementara itu, seorang Praktisi Mindfulness, Adjie Santosoputro mengatakan bahwa dengan adanya acara ini, masyarakat luas dapat lebih memahami kesehatan mental dan mindfulness. “Khususnya tentang bagaimana menjaga kesehatan mental selama pandemi dan secara spesifik bagaimana menghadapi trauma dan kesedihan,” imbuhnya.
Menurut Detty Wulandari, Pendiri Klub ‘Mental Health Indonesia’ di Clubhouse, perihal kesehatan jiwa di Indonesia sendiri sudah cukup banyak terdengar, namun informasi lebih dalam mengenai cara menghadapi stigma dan diskriminasi dari masyarakat masih perlu ditingkatkan.
“Suatu kehormatan bagi saya untuk dapat berbagi pengalaman sebagai penyintas bipolar, termasuk bagaimana saya mengendalikan diri dan menghadapi masyarakat. Saya turut senang dapat memberikan dukungan, dorongan dan informasi yang relevan tentang kesehatan mental untuk orang di luar sana yang membutuhkannya,” ujar Detty.
“Diskusi publik seperti ini dapat memberikan banyak wawasan penting tentang bagaimana menerima diri sendiri sehingga kita dapat berkawan dengan perasaan sendiri,” ujar David Irianto, Co-Founder platform kesehatan mental Greatmind Indonesia.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR