Akhirnya, Oppo resmi meluncurkan smartphone Oppo A95 ke pasar Indonesia yang mendukung konektivitas 4G. Padahal, Oppo A95 yang dijual di China sudah mendukung konektivitas 5G.
PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto mengatakan ada dua pertimbangan yang membuat Oppo Indonesia memasarkan Oppo A95 versi 4G di Indonesia, bukan 5G. Pertama, ketersediaan jaringan 5G di Indonesia yang belum merata.
"Karena 5G belum merata, akhirnya konsumen kami tipikalnya menggunakan 4G, makanya kami menggunakan prosesor Snapdragon 662 yang sudah teruji," kata Aryo dalam acara peluncuran Oppo A95 di Jakarta Selatan.
Aryo mengatakan perangkat Oppo A95 dirancang untuk konsumen Indonesia bukan hanya konsumen Pulau Jawa-Bali saja yang notabene memiliki titik layanan 5G yang jauh lebih banyak ketimbang pulau lainnya. Bila "memaksakan" memasarkan versi 5G, kata Aryo, ini tak sejalan dengan tujuan memboyong Oppo A95 ke Indonesia, yakni menjaring konsumen di seluruh wilayah Tanah Air.
Pertimbangan kedua adalah harga. Jika Oppo Indonesia memaksakan menjual Oppo A95 versi 5G, maka prosesor yang digunakan harus prosesor 5G yang notabene harganya lebih mahal dari prosesor 4G. Harga prosesor yang lebih mahal, maka harga jual perangkat pun akan ikut lebih mahal pula.
"Ini tidak adil buat konsumen. Konsumen di luar Pulau Jawa-Bali, misalnya di Kalimantan, Ambon, dan NTT. Mereka tidak (belum) bisa menikmati layanan 5G, tapi mereka harus membeli perangkat dengan prosesor 5G yang jauh lebih mahal," kata Aryo.
Ia memastikan Oppo sudah siap memasarkan smartphone dengan dukungan konektivitas 5G. Hanya saja, kata Aryo, ini bukan soal Oppo semata tapi juga kesiapan ekosistem di mana ada pemerintah, operator seluler, dan vendor smartphone (seperti Oppo) di dalamnya.
"Kalo dari pemerintah sudah ada peraturan, penyedia jaringan sudah memperluas jaringannya, kami sih siap-siap saja (memasarkan ponsel 5G)," kata Aryo.
"Cuman, kalau kami paksakan sekarang mendatangkan perangkat 5G, yang beli siapa? Itu dia," imbuh dia.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR