Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, saat ini sedang berbenah. Daerah ini sedang menyiapkan dirinya menjadi pendukung Kawasan Wisata Unggulan Smart City, dengan visi mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat.
Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, mengatakan bahwa salah satu kawasan yang dikembangkan menjadi destinasi wisata adalah Taman Wisata Alam (TWA) Rana Mese.
Di TWA Rana Mese terdapat danau Rana Mese yang airnya begitu jernih dan dikelilingi hutan kecil nan asri, serta sebuah air terjun yang suasananya begitu teduh.
Pengunjung hanya perlu berjalan kaki sekitar lima menit dari area parkirnya untuk menuju ke air terjun atau danaunya yang cantik.
Ditata Menjadi Rest Area
Bupati Andreas juga menjelaskan bahwa kawasan TWA ini rencananya akan dijadikan rest area dengan pondok-pondok bamboo yang bisa diinapi wisatawan. Ia juga meyakinkan bahwa dalam setahun ke depan, pemerintah kabupaten akan mengejar penataan TWA Rana Mese ini agar lebih nyaman disinggahi.
Pihaknya juga berencana mengejar akses listrik dan internet di Kawasan ini. Saat ini akses internet di TWA Rana Mese masih sulit, dan jika hari telah gelap tak ada penerangan di area tersebut.
Bupati berharap bahwa TWA Rana Mese ini bisa dikelola oleh masyarakat lokalnya. Karena itulah ia saat ini sedang mendorong berbagai pihak lintas sektor untuk mendukung masyarakat setempat mengembangkan potensi yang ada.
“Saat ini ada lima desa yang kita tetapkan jadi desa wisata. Targetnya dalam dua-tiga tahun ke depan ada 10 desa wisata dengan 20 kelompok sadar wisata di dalamnya,” sambungnya lagi. “Pokoknya kita bertahap. Tahun depan ini saya mau fokus rampungkan penataan Ranamese.”
Wisata Berbasis Masyarakat
Dedy Sushandoyo, Tenaga Ahli Kementerian Kominfo untuk Kabupaten Manggarai Timur, mengatakan bahwa pembekalan bimbingan teknis tahap dua untuk daerah ini sedang dilakukan.
Tujuannya adalah menyiapkan kabupaten yang berada di sekitar Destinasi Wisata Prioritas, agar elemen-elemen seperti sumber daya manusia, infrastruktur, penyelenggaraan pemerintah, serta potensi wisata yang ada menjadi lebih siap menyambut wisatawan yang datang ke daerahnya.
“Meski perlu waktu untuk menyiapkan semua itu, saya melihat bahwa diferensiasi pengembangan wisata di Manggarai Timur—jika dibanding dengan Labuan Bajo—ini membuat Manggarai Timur siap untuk berubah menjadi lebih baik lagi,” jelasnya.
Visi bupati dalam mengembangkan wisata di daerahnya ini memang berbeda dengan Destinasi Wisata Prioritas di Flores, yakni Labuan Bajo yang berada di wilayah administrative Kabupaten Manggarai Barat.
Jika Labuan Bajo dikembangkan menjadi kawasan wisata berskala global, bupati Andreas ingin Manggarai Timur ini lebih membumi dengan pemberdayaan masyarakat lokal dan branding desa wisatanya, salah satunya kawasan TWA Rana Mese ini.
Bupati juga menyampaikan rencananya mengejar akses listrik dan internet di TWA Rana Mese. Menurut penuturannya, akan ada 60 menara BTS yang dipasang di daerah yang ia pimpin ini di tahun depan, termasuk di kawasan TWA Rana Mese tersebut.
Sebagai informasi, saat ini akses internet di TWA Rana Mese masih sulit, dan jika hari telah gelap tak ada penerangan di area tersebut.
(Penulis: Mardyana Ulva)
Baca Juga: Menyelaraskan Alam dengan Pembangunan Wisata Raja Ampat
Baca Juga: Kabupaten Kulon Progo: Api Harapan di Bukit Menoreh
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR