Saat ini pabrikan smartphone dan elektronik dilanda musibah besar yaitu krisis chipset yang sangat langka. Padahal, kompone itu sangat penting kehadirannya dalam setiap produk elektronik.
Akibatnya, banyak perusahaan smartphone yang menyiasati masalah itu dengan pengurangan produksi sehingga ketersediaan HP sangat langka dan harganya yang merangkak naik.
Perusahaan riset pasar smartphone, Omdia memprediksi produsen smartphone bakal mengurangi sensor kamera di bagian belakang karena efek krisis chip yang menyebabkan kekurangan pasokan.
"Saat ini original equipment manufacturer (OEM) smartphone mulai beralih ke sensor kamera dengan resolusi tinggi tetapi lebih sedikit lensa," katanya seperti dikutip Gizmochina.
Jusy Hong (Senior Research Manager Omdia) mengungkapkan tren pengurangan sensor kamera belakang karena perusahaan smartphone berupaya mengurangi biaya produksi kamera yang membengkak lantaran kekurangan semikonduktor.
Apalagi, jumlah pengiriman ponsel dengan modul tiga kamera hampir sama dengan model empat kamera selama kuartal tiga (Q3) 2021. Segmen ponsel tiga lensa ini naik karena dorongan dari perangkat entry level dengan biaya terjangkau di bawah 150 dolar AS atau Rp 2,1 jutaan.
Di sisi lain, pangsa pasar ponsel empat kamera malah mengalami penurunan ketimbang ponsel tiga kamera. Sementara pangsa pasar ponsel dua kamera juga mengalami peningkatan di periode yang sama, padahal beberapa waktu sebelumnya sempat menurun.
"Smartphone di segmen kelas menengah juga bakal beralih dari empat ke tiga lensa," ucapnya.
Hingga saat ini, lensa 48 MP menyumbang 25 persen dari pangsa pasar smartphone di Q3 2021. Sedangkan sensor kamera 64 MP dan 108 MP masing-masing memiliki pangsa pasar 19 persen dan 5 persen.
Source | : | Gizmochina |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR