Pandemi COVID-19 yang terjadi secara global telah mendorong berbagai perusahaan/organisasi untuk mempercepat inovasi digital atau melakukan transformasi digital.
Bersamaan dengan itu, para penjahat siber juga terus berkembang sehingga mereka makin canggih dalam melakukan serangan siber dengan menargetkan berbagai perusahaan dari berbagai industri.
Apalagi seperti diketahui, bahwa situasi pandemi telah membuat aktivitas karyawan dalam bekerja harus lebih banyak dilakukan di rumah.
Sehingga, mengakses data perusahaan di luar jaringan perusahaan merupakan tantangan tersendiri agar tidak mereka menjadi target penjahat siber.
“Survei terbaru kami menemukan bahwa perusahaan di kawasan Asia-Pasifik (APAC) mengaku bahwa menjaga keamanan data secara komprehensif sebagai tantangan teratas saat memperluas kemampuan karyawan bekerja dari rumah, membuat 80% dari mereka (perusahaan) mencari solusi menyeluruh untuk meningkatkan keamanan data saat diakses di luar jaringan perusahaan,” jelas Ian Lim, Field Chief Security Officer, Palo Alto Networks, Asia Pacific & Japan.
Lima Prediksi Keamanan Siber di Tahun 2022
Pertama, meroketnya mata uang kripto seperti bitcoin pada saat ini mendorong cara baru penjahat siber dalam melakukan serangan siber di tahun mendatang.
Mata uang kripto bisa dimanfaatkan para penjahat siber sebagai pembayaran untuk penebusan data penting perusahaan yang berhasil mereka curi. Dengan cara seperti ini, penjahat siber diperkirakan semakin menjadi kaya.
Kedua, dengan semakin kaburnya batas antara fisik dan digital, siapa atau apa yang kita percayai akan semakin mempengaruhi keamanan siber kita. Penyerang siber sekarang memiliki ruang gerak yang semakin luas.
Ketiga, Perekonomian API (Application Programming Interface) akan mendorong era baru dari penipuan dan eksploitasi digital. Ketergantungan yang lebih besar pada layanan digital menghadirkan lebih banyak peluang bagi penjahat siber dalam melakukan pencurian identitas, penipuan, dan pengumpulan data yang tidak sah.
Empat, penyerang akan menargetkan infrastruktur digital penting dari negara-negara. Akan muncul berbagai serangan yang semakin besar dan berani di tahun-tahun mendatang.
Terakhir, tenaga kerja atau karyawan di perusahaan semakin membutuhkan solusi tanpa batas, termasuk solusi keamanan siber. Akibat dari penerapan WFH (Work From Home), solusi untuk mendukung karyawan tentunya semakin diperlukan.
“Bekerja secara remote atau WFH menjadi perluasan dan menjadi pemicu bisnis maupun tim IT untuk mengadopsi teknologi yang dibutuhkan, terutama tentang keamanan informasi,” ujar Adi Rusli, Country Manager, Palo Alto Networks, Indonesia.
Baca Juga: Tujuh Tips Menyimpan Informasi Rahasia yang Aman dari Kaspersky
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR