Qlue menyatakan konsistesinya serta terus mendorong pengembangan era Industri 4.0 di Indonesia. Dengan transformasi Industri 4.0, perekonomian nasional akan semakin tumbuh karena bisa menarik minat investor ke Indonesia.
Presiden Qlue Maya Arvini mengatakan, faktor utama dalam implementasi Industri 4.0 adalah proses yang serba terotomasi serta pertukaran data yang lebih cepat. Proses revolusi industri ini merupakan tulang punggung pengembangan ekonomi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Karena itu, keberadaan ekosistem digital akan semakin vital perannya dalam mendukung optimalisasi industri.
Ekosistem digital menjadi lebih efektif karena menghadirkan sebuah proses analisis yang komprehensif sehingga dapat menghasilkan output data yang memungkinkan para pemangku kepentingan mengambil kebijakan strategis berbasiskan data. Solusi-solusi yang dikembangkan oleh Qlue saat ini juga sudah dirancang untuk menjadi sebuah ekosistem sehingga menghasilkan sebuah proses terstruktur dari hulu ke hilir.
“Aspek keamanan dan keselamatan menjadi salah satu fokus dalam pengembangan Industri 4.0 di Indonesia. Melalui ekosistem teknologi digital, proses operasional akan bersifat end-to-end sehingga jadi lebih efektif dan efisien dalam implementasi di lapangan,” kata Presiden Qlue, Maya Arvini.
“Tentu saja ini tahap awal tapi prospeknya sangat menarik dan krusial dalam mewujudkan target pemerintah untuk menarik investasi global, dan Qlue memiliki ambisi yang sama dengan berkomitmen untuk mengembangkan inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI),” lanjutnya.
Pemanfaatan Teknologi 5G
Implementasi teknologi informasi dalam mendorong Industri 4.0 juga menjadi fokus pemerintah untuk menarik banyak investasi. Dalam sebuah diskusi bertajuk Sweden-Indonesia Partnership Week 2021, salah satu hal utama yang menjadi fokus dalam pengembangan Industri 4.0 adalah pemanfaatan teknologi 5G yang mulai beroperasi di Indonesia pada 2021 ini.
Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mendorong kolaborasi dari penyedia jasa teknologi 5G serta pelaku industri agar potensi dari implementasi Industri 4.0 bisa berjalan optimal. Sebab, realisasi investasi di Indonesia pada 2020 lalu berhasil mencapai Rp 272 Triliunmeskipun berada di masa pandemi, atau naik 26% dibanding tahun 2019 yang mencapai Rp 216 Triliun.
Hal itu menjadi barometer bahwa implementasi teknologi digital semakin krusial dan mendapatkan perhatian besar mengingat cepatnya perkembangan teknologi pada beberapa waktu terakhir.
Direktur Penataan Sumber Daya Kemenkominfo Deni Setiawan mengatakan, dengan kolaborasi dalam optimalisasi teknologi 5G, angka investasi diharapkan bisa terus tumbuh sejalan dengan road map Industri 4.0 yang dicanangkan oleh pemerintah. Transformasi digital di Indonesia juga terus digenjot melalui rencana implementasi teknologi 4G oleh pemerintah di lebih dari 83 ribu kawasan pedesaan di Indonesia pada 2022.
“Dengan kehadiran teknologi 5G, tentu saja dapat mengakselerasi program yang sudah ada, karena kunci dalam pengembangan Industri 4.0 ini adalah konektivitasnya. Pemerintah juga akan fokus pada penguatan regulasi dan kebijakan sehingga tata kelolanya akan menjadi lebih optimal,” ujar Deni.
Managing Director PT Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono mengatakan, salah satu kunci dari kemajuan Industri 4.0 adalah implementasi smart industrial estate atau kawasan industri cerdas, di mana seluruh kebutuhan pelaku industri di suatu kawasan sudah menjadi ekosistem terpadu. Keberadaan ekosistem digital ini merupakan aspek penting karena dapat menjadi penghubung dari seluruh pemangku kepentingan Industri 4.0.
“Kawasan industri Jababeka merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara yang terdiri dari ribuan tenant dan sumber daya yang ada. Kami mendorong perkembangan Industri 4.0 itu dalam suatu open innovation hub agar inovasi oleh akademisi, pelaku industri, hingga ilmuwan bisa menghasilkan kolaborasi dalam mewujudkan Industri 4.0,” kata Agung.
Adapun Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, Qlue berkomitmen untuk mendorong proses otomasi industri melalui implementasi teknologi artificial intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Sejumlah kawasan industri juga sudah memanfaatkan ekosistem teknologi Qlue dalam mendorong otomasi, transfer data yang cepat, hingga operasional yang efisien.
Penerapan otomasi dan komputasi cerdas ini tidak hanya masuk ke dalam sektor pengelola kawasan industri tetapi juga dibutuhkan bagi pengelola kawasan hunian demi mendorong Industri 4.0. Beberapa pelaku usaha yang sudah engimplementasikan ekosistem digital Qlue antara lain Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) dan Lippo Karawaci.
“Kami melihat potensi Industri 4.0 ini sangat besar karena tidak hanya spesifik pada pengelolaan suatu kawasan industri, tetapi juga sektor usaha yang melibatkan banyak sumber daya dalam suatu aktivitas. Optimalisasi ekosistem digital menjadi kunci pengembangan Industri 4.0 sejalandengan konektivitas yang terus berkembang di Indonesia demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Rama.
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR