Adopsi machine learning menjadi hal yang krusial di era serba-digital. Dilansir dari Forbes, machine learning diprediksi akan terus berkembang hingga 10 tahun ke depan.
Bagi perusahaan, implementasi machine learning memberi banyak keistimewaan dan kemudahan. Sebagai bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), machine learning dapat memudahkan perusahaan untuk membuat berbagai keputusan.
Salah satu contoh kemampuan machine learning adalah memberikan pandangan tentang tren yang tengah berlaku di kalangan pelanggan, pola operasional bisnis, hingga mendukung pengembangan produk baru.
Machine learning juga bisa membantu modernisasi di bidang yang lebih luas. Mulai dari membantu modernisasi di bidang pertanian, pengembangan robotika, voice recognition, automatisasi, hingga memberikan rekomendasi produk kepada pengguna e-commerce saat berbelanja.
Baca Juga: OmahBayi dan Kisah Perjuangan Ibu yang Berkarya Lewat Lazada
Saat ini, perusahaan teknologi terkemuka seperti Facebook, Google, hingga Uber menjadikan machine learning sebagai bagian dari fitur utama dalam layanan mereka. Hal ini lantaran machine learning telah menjadi pembeda kompetitif yang signifikan bagi banyak perusahaan.
Kendati machine learning memiliki sejumlah kelebihan, tidak bisa dimungkiri jika implementasi teknologi ini membutuhkan resources, yakni perangkat dan sumber daya manusia yang mumpuni. Utamanya dalam hal perangkat komputasi. Seperti diketahui, machine learning memerlukan banyak pengujian dan pelatihan untuk meningkatkan akurasinya.
Semakin sering perusahaan menguji kemampuan machine learning, maka semakin banyak pula resources yang diperlukan. Sayangnya, masih banyak perusahaan yang abai dengan kualitas hardware yang dimiliki. Salah satunya dalam hal server.
Untuk mengoptimalkan kinerja machine learning, perusahaan harus memiliki server yang mampu melaksanakan berbagai jenis proses dengan beban kerja yang beragam. Tujuannya, agar proses development bisa tetap stabil.
Selain itu, server juga harus mampu menjaga kinerjanya ketika “disulap” kegunaannya atau digabungkan dengan server lain.
Baca Juga: Program TikTok Shopping Ungkap Tren Laris Manis Investasi Emas
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, perusahaan bisa mempertimbangkan untuk menggunakan HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus Server. Sebagai informasi, server ini didukung dengan prosesor generasi kedua AMD, yakni AMD EPYC 7002 Series.
Pada era cloud infrastructure saat ini, AMD EPYC juga hadir dengan inovasi yang diperlukan oleh data center. Inovasi itu adalah System on Chip (SoC) yang dirancang bagi semua sektor usaha. Inovasi tersebut dapat mendukung efisiensi data center yang ada saat ini dan yang akan datang.
Dengan prosesor tersebut, HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus mampu memproses banyak workloads berkat kemampuan prosesornya yang mampu beroperasi hingga 3,4 GHz dengan 64 core prosesor.
Tidak hanya itu, server ini juga mengalami peningkatan kecepatan memori hingga 9 persen sehingga mampu beroperasi hingga 3200 MT/s. Tersedia juga fitur PCIe 4 yang mampu menyuguhkan bandwidth I/O dua kali lipat dengan kapasitas penyimpanan 2,4 kali lebih besar dari generasi sebelumnya.
Berikut sejumlah kelebihan server rak HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus Server yang juga bisa dipertimbangkan perusahaan untuk implementasi machine learning.
Baca Juga: Jelang Nataru 2022, CIMB Niaga Optimalkan Layanan Digital Banking
Proses virtualisasi umumnya akan menaikkan penggunaan sumber daya server dan menurunkan biaya operasional. Dengan begitu, kinerja virtualisasi menjadi poin utama dalam menentukan efektivitas dan efisiensi dari data center itu sendiri.
Beruntung, HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus didesain untuk memaksimalkan proses virtualisasi berkat prosesor berkecepatan tinggi dan memori DDR4 berkapasitas 32 GB.
Untuk kebutuhan implementasi machine learning, server ini juga mampu beroperasi pada frekuensi, kecepatan, memori berkapasitas tinggi. Adanya akselerator PCIe 4 membuat server dapat berpindah dari bandwidth tinggi atau ke akses dengan latensi rendah.
Penyimpanan data juga menjadi perhatian utama dalam server ini. Berbeda dengan server lain HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus tidak menyertakan penyimpanan apapun di dalamnya. Sebagai gantinya, perusahaan bisa menggunakan opsi 24 PCIe NVMe SSD, 30 SFF HDD, atau 19 LFF HDD dengan kapasitas maksimum 2.0 TB.
Baca Juga: Tingkatkan Edukasi, ISACA Indonesia Gelar Annual Coordination Meeting
Menariknya, server ini juga dilengkapi dengan komponen penyusun penyimpanan dan komputasi modular. Tersedia juga fitur HPE Elastic Platform for Analytics yang memungkinkan penyebaran data cepat, skalabilitas yang efisien, dan pengelolaan work load yang aman.
HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus merupakan platform yang ideal untuk penyimpanan data dan workload berbasis software. Berbeda dengan generasi terdahulu, HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus mampu menyimpan workloads hingga batas maksimum dengan dukungan 32 NVMe SSD.
Core CPU berkecepatan tinggi dengan konektivitas latensi rendah adalah kunci untuk melakukan transmisi data, suara, dan video melalui jaringan 5G.
Untuk menghadirkan kebutuhan tersebut, HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus mendukung konfigurasi memori, network interface cards, serta akselerator yang terhubung melalui PCIe 4 untuk meminimalkan latensi.
Baca Juga: Fortinet: Ancaman Siber 2022 Sasar Dompet Digital Hingga Satelit
Dengan keempat keunggulan tersebut, HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus menjadi pilihan yang tepat untuk kebutuhan work load machine learning. Terlebih dengan adanya penobatan HPE ProLiant DL385 Gen10 Plus sebagai peringkat satu dunia untuk overall non-cluster performance.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR