5. Automasi Mendorong Konvergensi Pengorganisasian
Menyatunya teknologi automasi diikuti oleh menyatunya fungsi bisnis. Platform automasi cerdas memadukan berbagai teknologi yang dapat menimbulkan efek riak alias ripple effect ke seluruh bagian perusahaan. Fungsi-fungsi bisnis yang berbeda kini dapat disatukan, membuat perusahaan mulai menilik kembali “siapa yang memiliki apa”. Fungsi-fungsi yang sebelumnya tersekat-sekat mulai digabungkan ke dalam satu pusat automasi untuk mengurangi birokrasi dan meningkatkan kelincahan bisnis.
6. Menaklukkan Data Tidak Terstruktur Menjadi Daya Saing Baru
Perusahaan-perusahaan terus dihujani oleh data tidak terstruktur. Padahal jika dapat diurai, di dalamnya dapat ditemukan wawasan bisnis yang sangat berharga. Data tiap perusahaan itu unik dan kemampuan untuk memanfaatkan data yang tidak terstruktur bisa memberikan wawasan baru untuk ditindaklanjuti. Pemrosesan dokumen cerdas akan membantu perusahaan menaklukkan data tidak terstruktur dan mendorong daya saing.
7. Teknologi Cloud Membuka Kemungkinan Baru untuk Beragam Kebutuhan Pencetakan dan Produktivitas
Tenaga kerja yang terdistribusi bukan lagi sekadar kebutuhan, melainkan kenyataan dan keuntungan bisnis. Produktivitas masih menjadi prioritas, tapi kini perusahaan perlu lebih mengedepankan titik sentuh digital yang mulus ketimbang pengalaman fisik. Paradigma baru ini akan mempercepat kebutuhan alat produktivitas digital. Pencetakan universal akan menjadi makin lazim dan akan makin banyak perusahaan yang mengalihkan kebutuhan pencetakan mereka dari perangkat-perangkat terpisah ke server berbasis cloud.
8. Ada Kenyamanan dalam Pengendalian Data
Berkat peraturan yang matang seperti GDPR (General Data Protection Regulation) dan CCPA (California Consumer Privacy Act), kedaulatan dalam hal perlindungan data sepenuhnya kembali ke tangan masyarakat. Konsumen memiliki kebebasan untuk hanya membagikan hal-hal yang ingin mereka bagikan dan terdapat visibilitas ke data yang mereka bagikan. Hal ini memberikan kenyamanan bagi pelanggan sekaligus mendorong mereka untuk membagikan sebagian data, ketimbang tidak sama sekali. Perusahaan bisa menyediakan layanan yang dipersonalisasi sambil tetap mematuhi peraturan.
9. Penerapan Blockchain Meluas ke Lebih Banyak Aplikasi
Penggunaan teknologi blockchain terkini dan paling disorot adalah cryptocurrency, termasuk Bitcoin. Pada tahun 2021, kita menyaksikan melejitnya NFT (non-fungible token) — token yang tidak dapat dipertukarkan — saat orang berbondong-bondong menghamburkan uang untuk menguasai pasar gambar-gambar digital berformat GIF hasil karya seniman tak dikenal. Meskipun demikian, banyak contoh penggunaan yang jauh lebih menjanjikan dan berdampak lebih luas yang mulai populer. Contohnya, berbagi informasi medis secara aman, hak kekayaan intelektual, dan keamanan konten asli.
10. Sampai Jumpa di Ruang Temu Realitas Campuran
Teknologi realitas campuran alias mixed-reality akan makin relevan dan terjangkau sehingga tercipta kolaborasi yang lebih baik dalam lingkungan kerja hibrida. Kita mulai mencicipi realitas virtual alias VR (virtual reality) saat pandemi melanda, tapi masih terasa canggung dan tidak nyaman. Tidak demikian pada tahun 2022. Bersiaplah untuk terjun ke arena realitas virtual. Avatar kitalah yang akan bekerja lembur, berpartisipasi dalam kolaborasi nyata ala VR; sedangkan teknologi AR (augmented reality) dan realitas campuran terbaru akan membantu kita berlatih dan belajar saat terpaut jarak ratusan kilometer.
KOMENTAR