Pandemi Covid-19 telah menciptakan tantangan baru di dunia usaha secara global, termasuk di Indonesia.
Selama pandemi berlangsung, para pelaku bisnis didorong untuk bisa bersikap adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan berbisnis.
Meskipun begitu, seiring dengan membaiknya situasi Covid-19 di Indonesia, keadaan ekonomi negara pun mulai membaik sehingga membuka kesempatan bagi para pelaku usaha untuk mulai mendorong performa bisnis mereka pasca pandemi.
Berbagai metode dapat dilakukan untuk mendorong performa bisnis, misalnya melalui strategi marketing di media sosial maupun aplikasi pengirim pesan instan seperti WhatsApp (WA), Telegram, dan LINE.
Di dunia bisnis online, ketiga platform pengirim pesan instan di atas sudah lumrah digunakan oleh para pelaku usaha di Indonesia untuk menjual dan mempromosikan produk bisnis mereka.
Ketiga aplikasi tersebut menawarkan berbagai fitur menarik yang dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan bisnis mereka, khususnya di pasar online.
Misalnya, pemasangan iklan produk di beranda aplikasi pesan instan hingga berinteraksi langsung dengan pembeli lewat fitur chat privat.
Namun demikian, di sisi lain, dengan banyaknya platform pengirim pesan instan saat ini, para pelaku usaha mungkin pernah merasa kesulitan dalam menentukan platform mana yang paling tepat digunakan untuk mengembangkan bisnis mereka.
Nah, untuk menentukan platform yang tepat, penting bagi para pelaku usaha untuk dapat memahami perbedaan-perbedaan utama dari masing-masing aplikasi, khususnya dalam hal fitur-fitur yang ditawarkan yang relevan dengan kebutuhan bisnis.
Berikut ini perbedaan-perbedaan utama terkait fitur untuk mengembangkan bisnis dari aplikasi pesan instan WhatsApp, Telegram, dan LINE. Silakan disimak!
1. Customer Baru
WhatsApp: Tidak bisa menambah atau mencari customer baru lewat aplikasi
Telegram: Bisa menambahkan hingga 200 anggota (customer) baru ke dalam channel bisnis
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR