Matahari nampaknya masih malu-malu menunjukkan senyumnya. Walau demikian, saya dan tim sudah bersiap untuk mendaki gunung yang digadang-gadang sebagai salah satu ikon di kabupaten paling selatan dari provinsi Kalimantan Timur ini.
Untuk bisa sampai di atas, kami harus menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari Tanah Grogot dengan kondisi jalan yang rusak dan berliku-liku.
Kabupaten ini dikenal dengan sektor pertambangannya, dan hal itu jelas terlihat dari galian batu bara dan juga barisan pohon sawit yang membentang luas sepanjang perjalanan.
“Kita beruntung hari ini, langitnya cerah. Awannya pasti cantik sekali di atas nanti,” ungkap Pak Wahab Syahrani, S.E., Kasie Destinasi Wisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Paser. Awalnya saya sempat menahan ekspektasi karena tidak melihat apa-apa. Namun, begitu kami memasuki lokasi parkir saya tidak berhenti mengagumi karya Tuhan yang satu ini.
Gumpalan awan-awan putih yang tebal berkumpul di antara Gunung Boga dan Gunung Sampi menyelimuti Desa Luan dan desa sekitarnya yang berada di bawah kaki gunung.
Untuk bisa menikmati pemandangan ini dengan maksimal, ada baiknya datang mulai pukul enam pagi.
Pak Wahab sebelumnya sudah mengingatkan juga kalau malam sebelumnya cuaca tidak mendukung, sudah bisa dipastikan kami tidak akan melihat awan yang terjebak di antara kedua gunung ini.
Apalagi, jika datang kesiangan. Bisa-bisa semua awan sudah menguap. Inilah yang menjadi alasan banyak pengunjung memilih bermalam di tenda agar bisa berlama-lama menikmatinya.
Ditemukan karena keterbatasan
Memiliki sebutan populer Gunung Embun, dalam bahasa Paser gunung ini disebut sebagai Saing Boga atau Gunung Boga. Lokasinya terletak di Desa Luan, Kecamatan Muara Samu, Kabupaten Paser.
Menurut Pak Wahab, gunung ini sudah ada sejak dulu namun baru saja viral karena beberapa siswa yang ingin mengirimkan tugas sekolahnya namun tidak mendapatkan sinyal di desa mereka. Mereka pun harus naik ke gunung agar tugasnya bisa dikirim.
Dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial, mereka justru berhasil memviralkan negeri di atas awan asal KalTim ini.
Alhasil, gunung yang berada dalam kawasan perkebunan PT Anugerah Abadi Mukti Usaha (AAMU) ini otomatis menjadi daya pikat wisatawan lokal maupun luar provinsi.
Dengan kesepakatan yang sudah dicapai antara perusahaan dan juga pemerintah daerah, Gunung Embun kini dapat menjadi sumber kehidupan bagi warga desanya dan juga Kabupaten Paser sendiri.
Peningkatan perekonomian dan komitmen warga
Setelah menikmati keindahan Gunung Embun, saya sempatkan untuk mengobrol bersama Pak Asnawi dan keluarganya yang sedang menjalankan usaha penyewaan tenda dan juga toilet.
Sudah dua tahun mereka tinggal di atas gunung ini sebagai bentuk komitmen dalam mengembangkan hal yang dipercayakan oleh dinas pariwisata kepada mereka. Dengan sepuluh tenda dan tiga kamar toilet miliknya,
Pak Asnawi setidaknya bisa mengantongi minimal 300-500 ribu rupiah dalam satu hari. Pernah lagi sepuluh tenda yang ia miliki habis disewa pengunjung di akhir pekan.
“Selama ini kami usaha sewa tenda dan buka wc. Saya awalnya bertani, dengan adanya wisata Gunung Embun saya pribadi merasa sangat membantu kehidupan saya.” Jelas Pak Asnawi. Tak hanya berusaha, Pak Asnawi dan keluarga pun aktif dalam menjaga kebersihan serta keamanan Gunung Embun.
Bisa dikatakan hampir semua warga Desa Luan berkomitmen untuk menjaga kelestarian Gunung Embun.
Setiap hari mereka mengumpulkan sampah dan membawanya sendiri dengan motor ke tempat pembuangan yang jaraknya cukup jauh dari puncak.
Walau begitu, mereka lebih senang jika pengunjung dapat membuang sampah atau minimal mengumpulkan sampah sampah sendiri saat menginap.
Untuk keamanan parkir pengunjung tak perlu cemas karena Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis Desa Luan juga sudah dijadwalkan secara bergantian untuk memantau kendaraan.
Ini sudah menjadi komitmen mereka demi menjaga kelestarian dan keindahan destinasi wisata yang di tahun 2022 mendatang sudah masuk dalam perencanaan strategis pariwisata Kabupaten Paser.
Totalitas pemerintah daerah untuk infrastruktur
Meningkatkan branding Kabupaten Paser dengan peningkatan daerah pariwisata menjadi salah satu kunci Hj. Syarifah Masitah Assegaf, S.H., Wakil Bupati Kabupaten Paser untuk mendukung Gerakan Menuju 100 Smart City untuk Destinasi Wisata Prioritas dan Ibukota Negara.
Kabupaten yang memiliki luas 11.603,94 kilometer persegi ini diakuinya punya banyak destinasi wisata yang potensial. Salah satunya adalah Gunung Embun atau Gunung Boga.
Syarifah memang mengatakan sampai saat ini kendala terbesar adalah infrastruktur jalan bahkan hal ini menyerap anggaran hampir 70 persen.
Ini terjadi karena banyak sekali jalan provinsi dan kabupaten yang masih rusak parah. Hal ini pula yang menyebabkan wisatawan cukup kesulitan untuk berkunjung ke Kabupaten Paser.
“Saat ini baik ekowisata maupun wisata budaya sudah kami susun rencananya. Di tahun 2022 Bupati tidak mau tanggung-tanggung untuk mengelolanya (Gunung Embun),” katanya.
Ibu Syarifah sendiri terus mengupayakan agar satu-persatu potensi wisata yang ada di Kabupaten Paser akan segera dibenahi infrastruktur jalannya, penunjangnya, supaya kedepannya potensi pariwisata ini dapat dikelola dengan maksimal.
(Penulis: Erninta Afryani Sinulingga)
Baca Juga: Memberdayakan Para UMKM di Lombok Utara dengan Smart Economy
Baca Juga: Menkominfo: Pembangunan Berbasis Smart City Jawab Tantangan Kependudukan dan Pariwisata
Mengenal Dimitri Josephine Sahertian, Instruktur Unreal Engine Kebanggaan Indonesia
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR