Saat ini dunia teknologi sedang menghadapi masalah pelik terkait krisis chip global yang membuat beberapa perusahaan teknologi harus memangkas produksi produknya dan menaikkan harga jual produknya.
Asus Indonesia mengakui Asus mengalami hal yang sama yaitu kesulitan mendapatkan pasokan chip dan memprediksi krisis global ini bakal segera berakhir pada 2024.
“Krisis chip diperkirakan terus lanjut hingga 2023 atau 2024,” kata Muhammad Firman selaku Head of Public Relations Systems Business Group Asus Indonesia di Jakarta.
Ia memprediksi krisis kelangkaan chip global pada 2022 memang bakal terus berlangsung tetapi tak separah tahun lalu. Sebelum krisis chip berlangsung, Asus biasanya masih menyimpan stok laptop di gudang hingga 30 persen hingga tiga bulan. Setelah krisis chip, tepatnya pada 2020-2021, stok laptop Asus hanya tersisa 10 persen dalam waktu beberapa minggu saja.
"Jadi sebelum krisis chip masalah kami adalah bagaimana stok laptop itu bisa terjual semua. Kini masalah kami adalah bagaimana menjelaskan ke distributor kalau stoknya memang sudah habis semua," kelakar Firman.
Tentunya, krisis chip global berpengaruh pada kenaikan harga laptop Asus. Laptop Asus dengan prosesor Intel Celeron biasanya dijual dalam rentang harga Rp 3-4 jutaan.
"Kini setelah adanya krisis chip, laptop Asus Celeron bisa dijual seharga Rp 5-6 jutaan. Karena memang kebutuhan laptop sekarang makin tinggi, terutama bagi para pelajar sekolah," tuturnya.
Solusinya, Firman menilai krisis bisa diatasi apabila produsen chip membuat pabrik baru untuk menambah produksinya.
"Contohnya Intel, katanya mereka kan mau buat pabrik baru. Tapi kemungkinan itu jadinya lama. Jika pabrik itu selesai, saya kira krisis chip bisa teratasi. Sebab tak hanya Asus yang mengalami ini, tapi semua produsen laptop di Indonesia," jelasnya.
KOMENTAR