Sejalan dengan adanya kebutuhan untuk hybrid work, firma riset pasar terkemuka 650 Group memperkirakan unit Access Point Wi-Fi 6E untuk enterprise akan tumbuh lebih dari 200 persen pada 2022. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan menyadari dengan cepat potensi 6E, terutama karena adanya ketergantungan terus-menerus terhadap aktivitas-aktivitas seperti video conference, telemedisin, dan pembelajaran jarak jauh.
#3: Munculnya "microbranches" yang diperkuat dengan automasi AI, didorong oleh hybrid working
Saat pandemi mulai mereda, perusahaan-perusahaan di Asia akan mencari cara baru untuk membuat pekerjaan menjadi lebih menguntungkan dan bermanfaat melalui karyawan yang “produktif, di mana saja”. Kenormalan baru ini akan mendorong munculnya microbranch atau “branch of one”.
Kita menyaksikan berbagai perusahaan berebut memperluas VPN dan menjalankan remote access point (RAP) untuk menghubungkan para karyawan mereka yang mengalami lockdown selama masa-masa awal pandemi.
Pada tahun 2022, kita akan melihat pertumbuhan yang luar biasa pada microbranch khusus yang menggabungkan akses Wi-Fi kelas enterprise dengan konektivitas multi-path WAN yang canggih dan AIOps mutakhir untuk menciptakan user experience yang andal dan konsisten. Penawaran microbranch ini akan memperluas jangkauan perusahaan ke "branch of one" secara aman.
#4: Meningkatnya konsumsi model infrastruktur seperti Network-as-a-Service (NaaS)
Pergeseran budaya terjadi tepat di depan mata kita, konsumen lebih menghargai "pengalaman" alih-alih pada "barang" dan menurunnya kebutuhan untuk "memiliki barang" semakin jelas terlihat di masyarakat kita saat ini.
Pergeseran ini akan tampak di perusahaan-perusahaan pada tahun mendatang. Saat itu perusahaan akan semakin mengurangi fokus pada perangkat dan belanja modal (CAPEX) dan lebih fokus pada outcome bisnis dari investasi teknologi mereka. Banyak perusahaan ingin memiliki fleksibilitas keuangan dan biaya yang lebih bisa diprediksi, sekaligus mampu meningkatkan efisiensi TI dan mengikuti perkembangan inovasi.
Model konsumsi infrastruktur yang fleksibel memungkinkan semua ini. Model ini sangat ideal bagi perusahaan-perusahaan yang belum sepenuhnya siap untuk mengambil risiko. Karena model ini menyediakan opsi "mencoba sebelum membeli", dan memungkinkan pengadopsian model-model baru dengan kecepatan yang bisa mereka sesuaikan. Hal ini akan mendorong peningkatan kebutuhan terhadap layanan-layanan berbasis konsumsi seperti NaaS pada 2022.
Khususnya di Indonesia, komersialisasi 5G menjanjikan potensi yang besar walau bisa dikatakan Indonesia berada di fase-fase awal. Seiring dengan upaya perluasan dan peningkatan konektivitas dan cakupan, pemanfaatan teknologi ini juga diproyeksikan akan merambah sektor industri dan manufaktur.
Seiring bertumbuhnya pemanfaatan 5G, pengadopsian IoT dan connected device di Indonesia juga akan meningkat sehingga strategi Secure Access Service Edge (SASE) akan semakin diperhitungkan.
“Hal ini juga akan didorong oleh penerapan hybrid working yang ternyata disukai oleh banyak tenaga kerja di Indonesia, sehingga kebutuhan terhadap konektivitas yang cepat sekaligus aman akan menjadi sebuah keharusan,” ucap Country Manager Indonesia Aruba, Robert Suryakusuma,
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR