Tren kedua adalah data dan AI/ML yang cepat akan mendukung peralihan menuju smart hyper automation dengan AIOps. Dengan bergeraknya operasional bisnis menuju edge, lebih banyak value bisa diperoleh dari streaming data mentah secara real time dan mengubahnya menjadi informasi yang bisa ditindaklanjuti. Perusahaan yang ingin mendesain ulang workflow dan proses kerjanya dapat mengaplikasikan teknologi-teknologi canggih, termasuk Artificial Intelligence (AI) dan machine learning untuk mengotomatisasi proses dan meningkatkan (peran) manusia. Hal ini berlaku tidak hanya untuk proses customer engagement dan delivery yang inovatif, tetapi juga untuk fungsi-fungsi pendukung internal utama, seperti Operasional IT, Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Legal & Compliance.
Khususnya untuk Operasional IT, adanya sebuah platform tunggal yang ditenagai AI, mendukung konvergensi otomatisasi di berbagai bidang (ITOps, DevOps, DataOps, MLOps) dapat mendukung otomatisasi yang canggih, terintegrasi, dan self-learning untuk melakukan berbagai tugas seperti manajemen kapasitas, penyimpanan dan pencadangan, manajemen keamanan, manajemen konfigurasi aplikasi dan code deployment. Pada gilirannya hal ini mengurangi interaksi manusia dan meningkatkan level kualitas layanan serta peningkatan proses menuju pengelolaan lingkungan IT yang semakin rumit dan terdistribusi.
Ketiga, everything-as-code akan membantu memungkinkan compliance atau kepatuhan yang terus menerus dan self-driving. Secara tradisional compliance terhadap peraturan eksternal dan kebijakan internal sudah diraih melalui proses manual dan kompleks yang bersifat human-driven atau didorong oleh manusia. Proses ini melibatkan berbagai panduan yang terdokumentasi, checklist, buku pedoman operasi dan otomatisasi parsial melalui manajemen konfigurasi dan pipeline DevOps, dan cenderung melibatkan beberapa fungsi di perusahaan.
Dengan pendekatan everything-as-code[4], perusahaan memperluas pendekatan pengembangan aplikasi ke semua aspek teknologi operasional dengan mendefinisikan dan mengkodifikasi infrastruktur, pipeline software delivery dan manajemen layanan aplikasi. Sebagai contoh, rantai pasokan software yang makin dibidik oleh serangan siber, bisa diamankan dengan verifikasi otomatis dan pengesahan yang sudah built-in. Atau compliance rule bisa dikembangkan, ditentukan seperti apa baiknya, sehingga kondisi sistem yang relevan bisa terus dimonitor dengan proses yang self-correcting, ini akan memberikan efisiensi yang besar bagi organisasi IT.
Tahun-tahun yang akan datang seharusnya jadi titik balik bagi pembicaraan mengenai ekosistem hybrid cloud ketika semakin banyak perusahaan memperluas lingkungan teknologinya ke edge, melalui pendekatan arsitektur yang data-centric.
Teknologi dan standar open source yang tengah berkembang dan memungkinkan hyper automation cerdas melalui pendekatan terkelola dapat membantu para CIO menerapkan teknologi di mana saja dengan cara yang terstandardisasi.
Hal ini memungkinkan pengembangan inovasi digital dengan berada di tahap di mana pengguna bisnis memiliki pandangan operasional yang end-to-end dan real-time terhadap sistem internal mereka. Ini akan membantu perusahaan dengan self-driving yang sukses untuk semakin mengotomatisasi pengambilan keputusan operasional dan fokus pada keputusan yang lebih strategis berdasarkan data, serta meraih efisiensi operasional yang jauh lebih besar untuk memberikan layanan yang superior kepada pelanggan mereka.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR