Pola aktivitas masyarakat pada era normal baru yang bergantung pada akses internet menjadi faktor pendorong pemanfaatan digital yang semakin meluas.
Bank Indonesia mencatat nilai transaksi uang elektronik (UE) juga tumbuh pesat hingga 49,06% (yoy) mencapai Rp 305,4 triliun di 2021, diproyeksikan meningkat 17,13% (yoy) hingga mencapai Rp 357,7 triliun untuk tahun 2022. Saat ini Indonesia memiliki 8 unicorn dan menduduki posisi nomor 2 unicorn terbanyak di ASEAN.
Namun begitu, daya saing tenaga kerja Indonesia masih tertinggal dibandingkan tenaga kerja sejumlah negara ASEAN lain, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Penelitian World Competitiveness Ranking oleh Institute for Management Development (IMD) pada 2020 lalu menyatakan bahwa Indonesia menempati posisi ke-40 dari 63 negara.
OVO dan Bareksa menyadari bahwa meningkatnya sektor ekonomi digital juga harus diimbangi oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar memiliki daya saing dan dapat berkompetisi dengan talenta digital di kawasan regional.
Untuk itu, pada 2021 lalu OVO dan Bareksa memperkenalkan inisiatif Fintech Academy bersama Universitas Katolik Atma Jaya (Unika Atma Jaya) dan Universitas Indonesia (UI) sebagai upaya bersama dalam meningkatkan kualitas SDM tersebut serta mendorong literasi keuangan digital di Indonesia.
“Sebagaimana dikutip Menkominfo, hasil penelitian McKinsey dan Bank Dunia menyebutkan bahwa Indonesia masih membutuhkan 9 juta digital talent untuk memenuhi kebutuhan industri hingga 2030, atau sekitar 600 ribu orang setiap tahunnya,” papar Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit.
“Fintech Academy adalah wujud kolaborasi OVO dan Bareksa selaku pelaku industri bersama dengan institusi pendidikan untuk mempersiapkan talenta digital yang kompeten demi merealisasikan visi Indonesia sebagai negara ekonomi digital terkuat di Asia Tenggara,” lanjutnya.
Sepanjang 2021 lalu, Fintech Academy telah diikuti oleh 150 mahasiswa, dan memiliki bobot tiga satuan kredit semester (SKS) dengan dengan total 70 jam waktu pengajaran untuk dua kampus Unika Atma Jaya dan UI.
Ada 28 pertemuan secara daring dengan 16 topik berbeda, mulai dari perkenalan industri fintech, perkenalan artificial intelligence (AI) dan machine learning, manajemen resiko di fintech, hingga marketing dan public relations (PR) di dunia fintech.
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR