Perusahaan payment gateway Xendit, belum lama ini menyelenggarakan acara webinar edukasi bertajuk “Akselerasi Digital untuk Pemulihan Ekonomi Indonesia”. Tema ini dipilih mengingat pentingnya percepatan adaptasi bagi pelaku usaha ke ranah digital dalam rangka pemulihan ekonomi di Indonesia.
Dudi Dermawan Saputra selaku Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, membuka acara dengan memberikan keynote speech. Dalam paparannya, Dudi membagikan 5 tren akselerasi digital yang perlu diperhatikan untuk tahun 2022:
1. Perluasan jangkauan konsumen ke luar kota besar
Pandemi Covid-19 tak dimungkiri telah mengubah pola perilaku masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi, baik di sisi konsumen maupun merchant. Sejauh ini, UMKM masih memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia, di mana UMKM menyumbang 61% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Tercatat, terjadi kenaikan jumlah konsumen digital hingga 21 juta selama pandemi. Menariknya, 72% dari konsumen baru ini berada di luar kota-kota besar. Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha masa kini untuk memperluas jangkauan ke daerah-daerah nonurban, terlebih karena Indonesia memiliki wilayah geografis yang luas dengan karakter konsumen yang beragam. Perluasan ini bisa dilakukan lebih mudah melalui kanal-kanal penjualan online yang kini banyak tersedia.
2. Transformasi digital menjadi kunci untuk bertahan
Di tengah banyaknya tantangan yang disebabkan pandemi, transformasi digital menjadi kunci untuk bisa mempertahankan dan mengembangkan usaha lebih jauh. Menurut riset Google, Temasek & Bain Company tahun 2021, mayoritas pelaku UMKM telah melakukan transformasi digital, misalnya dengan menjalankan digital marketing (69%), sistem operasi digital (49%), pembuatan situs website (45%), penyimpanan cloud (44%), analisis digital (43%), dan penggunaan perangkat lunak kolaborasi (38%).
Selain itu, tercatat bahwa hampir semua (98%) merchant digital telah menerima pembayaran digital dari para pembeli. Ini berarti, untuk bisa semakin memajukan usahanya, para pelaku UMKM perlu untuk membekali usaha dengan pembayaran digital yang komprehensif, aman, dan praktis digunakan.
3. Peningkatan akselerasi pembayaran digital
Menurut data Bank Indonesia, transformasi digital perbankan, pembentukan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD), dan pesatnya inovasi diperkirakan akan terus mendorong akselerasi pembayaran digital. Pada 2022, penggunaan sistem perbankan digital (digital banking) diperkirakan meningkat menjadi Rp48,6 ribu triliun dari Rp40 ribu triliun pada 2021. Sementara itu, penggunaan uang elektronik berpotensi naik hingga Rp337 triliun dari Rp289 triliun tahun lalu. Industri e-commerce juga diperkirakan mencatatkan peningkatan 7,5%, year-on-year, menjadi Rp530 triliun tahun ini.
4. QRIS, metode pembayaran unggulan UMKM
Pada 2022, kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia berupaya untuk mempercepat integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital, terutama dengan metode pembayaran nontunai. Salah satu caranya dengan meningkatkan adopsi QR untuk semua pelaku bisnis.
"QRIS menjadi metode pembayaran nirsentuh yang memberikan banyak keuntungan bagi UMKM, karena bisa digunakan di toko offline, e-commerce, dan jual-beli melalui media sosial. Selain itu, QRIS juga bisa dicetak di pos, lanyard, struk, mesin EDC, dan sebagainya. Diproses secara digital, pelaku usaha tidak perlu repot mencari kembalian, terhindar dari uang palsu, lebih higienis dan tanpa kontak fisik, dan dana pun bisa langsung masuk ke akun dengan semuanya tercatat secara rapi di sistem," ungkap Dudi.
Penulis | : | Indah PM |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR