Schneider Electric pada Kamis (24/3/22) meresmikan Schneider Living Space, sebuah experience center yang menghadirkan pengalaman nyata memiliki konsep hunian yang smart dan sustainable untuk pengunjung.
Berlokasi di Kembangan, Jakarta Barat, Schneider Living Space merupakan hasil kolaborasi Schneider Electric bersama dengan Trinity Solusi Powerindo, perusahaan smart home solution specialist.
Farhan Lucky, Distribution Channel & Residential VP Schneider Electric Indonesia mengatakan bahwa smart home (rumah pintar) menjadi sebuah konsep rumah di masa depan.
“Mengapa? Karena konsep hunian masa depan menurut Schneider Electric adalah mengkombinasikan antara teknologi digital dan juga elektrifikasi. Jadi kita sebut dengan Electricity 4.0. Makanya, melalui Schneider Living Space pengnjung bisa menyaksikan beberapa produk dan solusi dari schneider indonesia yang bisa dipakai untuk mendukung produk-produk hunian yang akan dibangun oleh para developer (pengembang) dan arsitek,” jelas Farhan.
Ia juga menyoroti bahwa hal terpenting dalam membangun konsep hunian pintar adalah bagaimana hunian tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup penghuninya serta berdampak positif terhadap lingkungan. Hal ini mengingat 34% emisi karbon dunia dihasilkan dari sektor residensial.
“Dengan teknologi digital, kita dapat membuat rumah kita bekerja lebih cerdas, sangat efisien, dan mandiri, memenuhi kebutuhan energi mereka sendiri, dan mengelola penggunaan energi dan biaya operasional secara efisien. Di Schneider Electric kami menyebutnya sustainable smart home of the future,” terang Farhan.
Dalam kesempatan yang sama, Bramasta Putra Redyantanu, ST, MT, IAI, pengajar & arsitek RETDESIGN mengungkapkan pemanfaatan teknologi digital di sektor properti mulai dari gedung komersial, apartemen hingga perumahan terus meningkat dan tidak sedikit pengembang properti yang menawarkan konsep smart living sebagai nilai jual.
“Akses dan kualitas jaringan internet yang semakin baik, ketersediaan produk rumah tangga yang sudah dilengkapi dengan Internet of Things dan konsumen yang terampil dalam penggunaan tekonologi menjadi pendorong meningkatnya minat konsumen terhadap konsep hunian pintar. Mengutip studi yang dirilis oleh Statista, diperkirakan pendapatan pasar smart home di Indonesia dapat mencapai hingga US$695,5 juta di tahun 2025. Potensi pasar yang besar ini perlu dibarengi dengan mempersiapkan para arsitek dan kontraktor kita dengan pengetahuan dan keahlian terkait arsitektur smart home,” papar Bramasta.
Lebih lanjut, Schneider Living Space terdiri dari area safety & sustainable solution, area smart living solution, dan area connected room solution dimana di dalamnya para pengunjung dapat mencoba secara langsung solusi smart living dari Schneider Electric.
Konsultan dari Trinity Solusi Powerindo juga siap memberikan konsultasi terkait perencanaan dan instalasi sistem smart living yang tepat dan efisien.
Handy Aman, Principal Consultant Trinity Solusi Powerindo menambahkan, “Selain sebagai experience center, Schneider Living Space juga dilengkapi dengan fasilitas coworking space, yang dapat menjadi tempat berkumpul para arsitek dan pelaku properti untuk saling berbagi dan bertukar ilmu terkait trend terbaru di sektor properti. Konsultan profesional kami memiliki pengalaman dan telah mendapatkan pelatihan dalam penerapan sistem smart living. Dan kami ingin membagikan pengetahuan ini kepada para mitra arsitek dan kontraktor.”
Menurut Handy Aman, faktor penting yang dalam membuat perencanaan dan instalasi sistem smart living adalah pertama, bagaimana teknologi smart living yang digunakan dapat mengakomodir kebutuhan pemilik hunian dalam meningkatkan kualitas hidupnya,
kedua, spesifikasi beban artinya sistem smart living yang digunakan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari beban-beban listrik di rumah. Dan yang terakhir, yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan mitra penyedia dan installatur barang-barang smart living.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR