Selama dua tahun terakhir ada satu hal yang menjadi sangat jelas, yaitu perusahaan tidak punya pilihan selain merencanakan hal yang tidak terduga. Di Indonesia sendiri, Badan Pusat Statistik mencatat lebih dari 82 persen bisnis terkena dampak pandemi.
Sementara para pimpinan Bisnis memahami bahwa ketidakpastian dan gangguan akan selalu ada. Sayangnya, Anda tidak selalu dapat memprediksi perubahan sosial atau lingkungan berikutnya, juga perubahan model bisnis baru, atau pesaing baru yang akan muncul— namun kita dapat mengontrol respons serta waktu bertindak kita.
Iman Muhammad, Head of Applications Oracle Indonesia mengatakan tantangan sebenarnya adalah bagaimana memanfaatkan teknologi untuk merencanakan dan mempersiapkan hal yang tidak terduga.
"Perusahaan yang sukses, tahu bahwa strategi bisnis saat ini berpusat pada kesiapan dan kemampuan untuk terus berinovasi. Rencana bisnis terbaik adalah yang dapat dengan cepat berubah arah sebagai respons terhadap pasar, model bisnis dan peraturan yang terus berkembang," katanya.
Perusahaan-perusahaan ini memahami hubungan yang sangat penting antara solusi perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) mereka dan kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang berani, guna mengamankan kelangsungan, keunggulan kompetitif, dan kelayakan finansial perusahaan mereka. Di sinilah pendekatan modern ERP akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dirinya sendiri. Namun, pendekatan modern ERP harus datang juga dengan pendekatan modern untuk manajemen risiko.
Seperti apa manajemen Risiko Modern?
Iman mengatakan,pendekatan modern untuk manajemen risiko adalah di mana keamanan, risiko, dan kontrol audit tertanam didalam proses ERP. Hal ini penting karena akan menghubungkan TI, keuangan, operasi, dan tim audit dalam satu proses, sehingga mereka dapat dengan cepat me-respons perubahan yang sedang berlangsung sambil juga mempertahankan kontrol.
Hal itu memungkinkan terjadinya siklus kolaboratif yang berkelanjutan untuk pencegahan, deteksi, dan respons risiko yang ujungnya akan memberikan kepercayaan diri kepada perusahaan dalam mengambil langkah yang dapat mengubah permainan.
"Ini semua mengingat fokus yang kuat pada regulasi data dan tata kelola perusahaan di Indonesia menuju pasar global, sehingga mengadopsi model bisnis baru, pola kerja jarak jauh, atau mematuhi mandat regulasi yang berkembang, tidak akan menjadi halangan dan keraguan untuk melakukan tindakan yang cepat dan tepat," pungkasnya.
Cloud ERP dan Manajemen Risiko Cloud: Kombinasi yang Unggul
Iman mengungkapkan perusahaan yang sudah sangat agile dapat dengan cepat beradaptasi-pun masih sering menghadapi tantangan dari adanya perubahan peraturan maupun ancaman dunia maya yang terus berkembang, yang dapat membahayakan keamanan pada proses keuangan dan operasi yang mendasarinya.
"Pengolahan jumlah data yang terus meningkat, dan bertambahnya jumlah tenaga dengan pola kerja jarak jauh yang akan menambah kompleksitas— sehingga ini akan meningkatkan kerentanan yang akan menimbulkan potensi risiko baru," ujarnya.
Salah satu contoh perusahaan yang mencerminkan kombinasi keunggulan adalah Pegipegi. salah satu online travel agent (OTA) terbesar di Indonesia. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan siap menghadapi lonjakan pemesanan perjalanan, Pegipegi memilih Oracle Fusion Cloud Enterprise Resource Planning (ERP) untuk merampingkan proses bisnis dan meningkatkan integrasi antara platform tiket online dan operasi keuangannya.
Di pasar yang sangat kompetitif di mana layanan pelanggan lebih penting dari segalanya, Pegipegi dapat memanfaatkan inovasi dan data cloud terbaru untuk membantu tim manajemennya dalam membuat keputusan yang tepat, cepat, informatif dan meningkatkan kontrol sekaligus mengurangi risiko.
Pendekatan modern untuk manajemen risiko adalah cara optimal untuk mengamankan, mengelola, dan menganalisis data tersebut. "Cloud ERP dengan manajemen risiko yang sudah termasuk didalamnya akan memberikan perusahaan suatu kerangka kerja yang tepat untuk tumbuh dengan mematuhi peraturan yang berlaku dan tetap aman," katanya.
KOMENTAR