Tren investasi kripto di Indonesia saat ini bisa dibilang sedang bertumbuh. Berdasarkan data terakhir dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan RI, jumlah investor aset kripto di Indonesia Pada Februari 2022 mencapai 12,4 juta investor kripto. Minat masyarakat diprediksi akan terus tumbuh, mengingat masih tingginya sentimen positif dari pemerintah dunia dan juga Indonesia.
Salah satu marketplace kriptokurensi, Indodax, berpendapat bahwa kenaikan investor aset kripto ini akan terus berlanjut. Ini merupakan dampak bahwa teknologi blockchain seperti kripto, DeFi dan NFT semakin dibutuhkan.
"Bukan tidak mungkin, kenaikan investor juga akan terus naik kembali di tahun ini. Terlebih pemerintah juga sudah sangat terbuka dengan adopsi kripto sebagai suatu komoditas digital yang sangat dipertimbangkan. Berdasarkan data dari Chain Analysis, Indonesia menempati posisi kelima di kawasan Asia Tenggara setelah Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia dan menempati posisi ke-25 dunia terkait adopsi kripto di tahun 2021," kata Oscar Darmawan, CEO Indodax.
Oscar melanjutkan, data itu membuktikan bahwa Indonesia sudah menempatkan kripto sebagai komoditas yang kian mainstream. Adopsinya pun bahkan mengalahkan negara Singapura yang berada di urutan kedelapan di kawasan Asia Tenggara.
Tidak hanya keterbukaan ekosistem di dalam negeri, sentimen positif dunia pun sedikit banyak berpengaruh terhadap tren investasi kripto. Misalnya, seperti beberapa negara yang melonggarkan kebijakan penggunaan kripto.
"Regulasi berbagai negara belakangan ini membuat sentimen kripto bergeser ke arah yang positif. Yang pertama, ada Ibu kota Brazil, Rio de Janeiro yang akan mengizinkan warganya untuk membayar pajak memakai kripto, dan memiliki rencana untuk mengijinkan pembayaran lainnya untuk menggunakan kripto. Yang kedua, Wakil Perdana Menteri Vietnam yang sedang menginstruksikan penciptaan Rancangan Undang-undang terkait kripto. Yang ketiga, Pemerintah Inggris pun berencana untuk merilis aturan baru yang berfokus pada stablecoin karena pertumbuhannya yang masif beberapa waktu terakhir," jelas Oscar.
Belum lama ini pemberitaan juga menyebutkan mengenai Perdana Menteri Rusia yang sedang berupaya untuk melegalkan kripto pasca hancurnya nilai mata uang akibat sanksi dari negara Barat karena perang Ukraina-Rusia.
"Bukan hanya itu, institusi investor Terraform Labs pun dilaporkan baru saja membeli Bitcoin dengan jumlah yang fantastis. Apa yang dilakukan oleh Terraform Labs cukup menaikkan harga kripto dan memberikan katalis positif untuk para investor,"tambah Oscar.
Dengan tren regulasi yang terjadi di beberapa negara di atas, membuktikan bahwa negara di dunia semakin banyak yang berlomba-lomba untuk mengadopsi kripto.
Baru baru ini, kripto memasuki reli pasar yang hijau selama beberapa hari. Setelah sebelumnya kripto berada di zona merah.
"Beberapa hari terakhir para investor kripto terutama yang investasi di Bitcoin saya pikir sedang cukup sumringah melihat harga Bitcoin yang reli hijau selama beberapa hari," sebut Oscar.
Oscar menyebut, BTC naik 0,06% per akhir Maret lalu. Jika dihitung dalam waktu seminggu, kenaikan harga Bitcoin kurang lebih 20% dan selama seminggu ini harga Bitcoin tertinggi berada di angka Rp690 juta di tanggal 29 Maret 2022.
"Biasanya jika harga Bitcoin sedang hijau, maka mayoritas harga aset kripto lainnya pun akan turut hijau. Demikian pula sebaliknya," pungkas Oscar.
KOMENTAR