Saat ini non-fungible token (NFT) sangat popular, salah satunya karena dilirik oleh kalangan artis, seniman dan musisi terkenal di banyak negara. NFT saat ini masih relatif sederhana dan kebanyakan masih statis, yakni berupa gambar dan animasi sederhana.
Pendiri dan CEO CoinEx Haipo Yang berpendapat, bahwa NFT di masa depan akan lebih interaktif dan memperluas kreatifitas pembuatnya.
NFT pada prinsipnya adalah sertifikat digital yang menyatakan kepemilikan file digital, seperti gambar, animasi, video dan suara. Sertifikat digital itu berupa kode program, disebut smart contract, yang disimpan kekal di blockchain, misalnya blockchain Ethereum.
Sedangkan file digital itu disimpan di komputer server biasa ataupun jaringan komputer peer-to-peer seperti IPFS (Interplanetary File System).
NFT disebut sebagai token, karena mekanisme alih kepemilikan ketika ia dijual adalah berdasarkan transaksi seperti layaknya transaksi kripto. Karena sifat blockchain adalah terbuka dan transparan, maka alih kepemilikan token lebih mudah dilacak dan diverifikasi.
Keunggulan NFT dan blockchain, membuat sejumlah karya seni unggulan dinilai sangat tinggi. Sebut saja lukisan digital Everydays karya seniman Beeple yang laku terjual hampir Rp1 triliun lewat rumah lelang terkemuka, Christie’s.
Di Indonesia, NFT lukisan A Portrait of Denny JA: 40 Years in the World of Ideas karya Denny JA, terjual Rp1 miliar, termasuk NFT selfie Ghozali yang fenomenal itu. Menurut Haipo Yang Pendiri dan CEO CoinEx, NFT jelas sebagai harapan baru bagi seniman dan pekerja kreatif untuk mendapatkan penghasilan dengan menjual karya mereka secara daring.
“Maka tak heran jika semakin banyak artis melebur dengan komunitas NFT untuk berkreasi untuk menemukan pembeli. Hasilnya, tentu saja memungkinkan pasar berkembang pesat,” jelas Yang.
Namun demikian, NFT harus punya perkembangan lebih baik dibandingkan sekarang, di mana NFT di masa depan harus mengedepankan unsur interaktif, sehingga tingkat kreatifitas tinggi bisa lebih terakomodir.
Menurut Yang, NFT saat ini masih statis dan sangat sederhana. Misalnya hanya merepresentasikan file gambar JPG ataupun animasi GIF. Di masa depan NFT baru tidak seperti itu, namun lebih interaktif yang mengedepankan pembaruan pada NFT yang sudah ada.
“Misalnya begini, hari ini Anda sudah membeli satu unit NFT di OpenSea berupa gambar ilustrasi wajah pria. Alih-alih sesegera mungkin menjualnya kepada pihak lain dengan harga lebih tinggi, Anda menantikan pembaruan kode NFT itu dari sang kreator, di mana ada fitur tambahan, misalnya topi, motif dan warna baju yang lebih apik dan lain sebagainya,” ramal Yang.
Dalam hal ini NFT bersifat lebih dinamis. Ketika kode baru diterapkan ke dalamnya, maka gambar akan ditampilkan dengan fitur yang baru itu. Pada muaranya ini akan menambah nilai jual dari NFT itu dan pemilik siap memutuskan untuk menjualnya kepada pihak lain. Walaupun ini sudah diterapkan di NFT pada game blockchain, sejatinya NFT interaktif bisa hanya memiliki ruang lingkup di toko NFT biasa seperti saat ini.
“Inilah konsep dasar NFT interaktif yang saat ini sedang dikembangkan masif dan menjadi bagian unik dari industri NFT di masa depan. Karena keunikan NFT interaktif itulah, maka akan lebih mengakomodir kreatifitas sang kreator,” Yang memungkas keterangannya.
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR