Teknologi cloud dan berbagai teknologi terkini lainnya, seperti machine learning, kini dimanfaatkan untuk menjawab aneka tantangan paling pelik di dunia, misalnya perubahan iklim.
Dua startup Indonesia di bidang clean tech, Rekosistem dan Nafas, berinovasi dengan cloud untuk melakukan mitigasi terhadap persoalan perubahan iklim dan mendorong keberlanjutan (sustainability) yang semakin menjadi perhatian banyak negara di dunia saat ini.
Rekosistem merupakan startup penyedia solusi pengelolaan limbah. Sedangkan Nafas mengembangkan solusi monitoring kualitas udara, baik di luar maupun di dalam ruangan. Keduanya menggunakan teknologi berbasis cloud computing dari Amazon Web Services (AWS), perusahaan penyedia infrastruktur dan platform cloud global.
Cloud Bantu Kelola Limbah dengan Lebih Efisien
Didirikan pada tahun 2021, Rekosistem menyediakan platform pengelolaan dan pengumpulan data sampah untuk mendukung aktivitas pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang sampah.
“Laju pembangunan ekonomi yang tinggi, membuat daya beli masyarakat semakin tinggi pula. Akibatnya, kami melihat limbah domestik menjadi masalah yang serius, ditambah dengan pandemi COVID-19 yang memaksa masyarakat untuk berdiam di rumah,” jelas Ernest Christian Layman, Co-Founder & CEO Rekosistem.
Menurut Ernest, kehadiran teknologi memudahkan Rekosistem untuk menjawab tantangan pengelolaan limbah ini dengan lebih simpel dan scalable, serta untuk menghubungkan para pekerja di ekosistem ini.
Saat pandemi, misalnya, jumlah limbah atau sampah rumah tangga meningkat. “Tanpa bantuan teknologi, akan cukup menantang bagi kami untuk mengalihkan layanan yang semula fokus pada B2B atau komersial, dan sekarang harus dialihkan ke pasar hunian,” cerita Ernest.
Selain merambah operasional baru, teknologi cloud dan machine learning AWS memungkinkan Rekosistem meningkatkan skala bisnisnya dengan cepat.
“Karena Rekosistem terdaftar di program AWS Activate, kami juga tidak terlalu memusingkan biaya dan dapat berinvestasi pada talenta-talenta dan SDM mumpuni bagi kelangsungan perusahaan,” ia menambahkan.
Solusi-solusi yang digunakan Rekosistem, antara lain, adalah komputasi (Amazon Elastic Cloud Compute (EC2)), database (Amazon Relational Database Service/RDS), dan machine learning (Amazon SageMaker).
“Sepanjang 2021, kami mampu mencatatkan kenaikan pemasukan sebesar 30 persen dan menganalisis lebih dari 2 ribu metrik ton limbah yang berasal dari 11 ribu rumah tangga serta tempat-tempat komersial. Artinya, kami melihat ada peluang bagi startup clean-tech seperti Rekosistem untuk menghasilkan keuntungan sambil mengerjakan kebaikan bagi masyarakat,” Ernest Layman menegaskan.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR