Pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi terus digencarkan oleh Pemerintah melalui penguatan kemitraan, baik dengan industri dalam negeri maupun luar negeri.
Salah satu komitmen kerja sama tersebut adalah bersama Pemerintah Prancis melalui PT Schneider Indonesia (‘Schneider Electric’) dengan SMK.
Program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Perancis kemudian diimplementasikan untuk program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) atau sebelumnya dikenal dengan SMK Center of Excellence (CoE), dan sudah berjalan sejak tahun 2019 hingga tahun 2022 saat ini.
Adapun sasaran target dari kerja sama tersebut adalah sejumlah 124 SMK yang menyelenggarakan kompetensi keahlian kelistrikan, energi terbarukan, dan otomasi industri.
Hingga tahun 2022, program ini sudah melampaui target, yaitu mencapai 125 SMK yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Sementara itu Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri bersama dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) di Bandung menjadi pihak yang aktif dalam melakukan peningkatan kompetensi guru kejuruan melalui pelatihan di bawah tenaga ahli dari Perancis dan Indonesia.
Sampai tahun 2021, melalui program upskilling dan reskilling guru kejuruan telah melatih sebanyak 340 guru kejuruan dan teknisi.
Hasil pelatihan tersebut kemudian disalurkan kepada para guru dan siswa SMK yang tercatat lebih dari 630 guru dan 12.500 siswa SMK telah mendapatkan transfer pengetahuan dari para tenaga pendidik tersertifikasi tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi komitmen Pemerintah Prancis yang dalam hal ini melalui Schneider Electric untuk terlibat dalam menghasilkan lulusan vokasi berkualitas. Kami berharap ke depan akan semakin banyak industri yang menjadikan SMK sebagai bagian dari daya saing peningkatan ekonomi dan produktivitasnya,” tutur Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti dalam kegiatan “Selebrasi Kerja Sama Indonesia-Perancis” yang digelar Kamis (2/6/2022).
Suharti mengungkapkan, keterlibatan serta partisipasi dari Pemerintah Prancis dan Schneider Electric menjadi bukti kepada publik bahwa kini SMK telah mendapatkan kepercayaan dari industri berskala internasional.
Selain pelatihan guru kejuruan, ruang lingkup kemitraan yang telah dilaksanakan lainnya adalah pembangunan ruang praktik siswa.
“Kerja sama yang dibangun ini merupakan bentuk diplomasi kedua negara. Oleh sebab itu, poin-poin kerja sama harus bersifat mutual-benefit atau saling menguntungkan. Jika sudah ‘link and match’, kami meyakini bahwa vokasi di Indonesia mampu memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing di kancah global,” tutur Suharti.
Total nilai bantuan yang telah diberikan Kemendikbudristek untuk program kerja sama tersebut kurang lebih senilai Rp141.538.461.636, dan Pemerintah Prancis senilai Rp26.327.843.953.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR