Platform blockchain Ethereum mengalami penurunan gas fee menjadi US$2,96 per transaksi. Biaya transaksi ini mencapai titik terendah dalam 10 bulan lebih terakhir. Bagi developer blockchain di seluruh dunia, ini tentu menjadi kabar gembira, mengingat Ethereum adalah induk dari proyek blockchain. Ethereum menyediakan jaringan dan platform yang digunakan untuk menciptakan proyek blockchain baru, seperti NFT dan metaverse.
Sebelumnya, gas fee Ethereum pun memang sudah makin turun mengingat banyak sekali pengguna jaringan Ethereum yang cukup mengeluhkan mahalnya biaya transaksi tersebut.
CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan bahwa gas fee merupakan komponen penting dari Ethereum yang sering diperhatikan oleh para developer dan staker untuk ekosistem DeFi. Bagi pemula yang ingin belajar tentang ekosistem blockchain, penting sekali untuk mengetahui terlebih dahulu apa itu gas fee.
"Pada dasarnya, gas fee merupakan biaya kompensasi yang dibayarkan kepada para penambang Ethereum untuk memvalidasi transaksi di jaringan. Ketika aktivitas market Ethereum ramai karena transaksi jual beli, otomatis jaringan pun akan padat. Hal ini akan mempengaruhi biaya transaksinya yang juga akan ikut naik. Ini pun berlaku sebaliknya. Jika aktivitas market Ethereum tidak terlalu ramai, biaya transaksi nya pun cenderung akan ikut turun," jelas Oscar.
Menanggapi fenomena penurunan gas fee ini, Oscar melihat dengan kacamata yang positif. Menurutnya, hal ini akan berdampak besar mengingat jaringan Ethereum yang banyak dipakai oleh developer ataupun investor karena memiliki banyak utilitas.
"Menurunnya gas fee akan berdampak kepada banyaknya developer kripto yang memanfaatkan jaringan dan blockchain Ethereum. Bukan hanya developer, penurunan gas fee pun berpotensi menarik minat para pengguna kripto yang membeli token-token yang menggunakan jaringan Ethereum," kata Oscar.
Dia melanjutkan, tidak hanya itu, penurunan gas fee akan meningkatkan ekosistem blockchain yang merupakan teknologi masa depan yang saat ini sudah ramai digandrungi, seperti penerbitan decentralized applications (DApps), smart-contract, NFT, Metaverse, dan berbagai produk ekosistem blockchain lain yang menggunakan jaringan Ethereum.
"Belakangan ini, banyak bermunculan developer metaverse dan NFT di Indonesia. Penurunan harga Ethereum ini tentu akan membangun semangat para developer dalam negeri," jelas Oscar.
Indodax sendiri merupakan perusahaan jual beli aset kripto di Indonesia yang sudah terdaftar di BAPPEPTI dan memperdagangkan lebih dari 200 aset kripto.
Penulis | : | Indah PM |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR