Qualcomm menyebutkan bahwa private 5G network — disebut juga dengan 5G private network oleh Qualcomm — bisa membantu operator telekomunikasi seluler maupun industri (lain) di Indonesia. Saat ini memang implementasi jaringan 5G di Indonesia masih terbatas dan bisa dibilang implementasi private 5G network lebih terbatas lagi. Namun, dengan menyampaikan manfaat-manfaat yang ditawarkan private 5G network sehingga bisa membantu operator telekomunikasi seluler maupun industri, Qualcomm berharap bisa mendorong berbagai pihak untuk mempercepat penggunaan private 5G network di tanah air. Hal tersebut disampaikan Qualcomm pada acara bertajuk “5G Private Network sebagai Game Changer bagi Kota Industri” yang digelar secara virtual pada awal bulan Juni 2022 ini oleh Katadata dan Qualcomm.
Menurut “Making Indonesia 4.0”, Revolusi Industri Keempat alias Revolusi Industri 4.0 merupakan salah satu cara untuk mempercepat pencapaian visi Indonesia untuk menjadi salah satu dari sepuluh ekonomi terbesar di dunia. Indonesia sendiri berencana untuk menjadi salah satu dari sepuluh ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030. Koneksi tentunya merupakan bagian penting pada Revolusi Industri 4.0. Qualcomm meyakini private 5G network bisa mengatasi permasalahan latensi, kepadatan koneksi, throughput, dan keamanan pada berbagai organisasi yang melakukan “revolusi” menjadi Industri 4.0.
Private 5G network seperti sebutannya merupakan jaringan 5G yang sifatnya privat untuk pihak tertentu saja. Private 5G network seperti halnya jaringan Wi-Fi, tetapi menggunakan 5G. Dibandingkan Wi-Fi, private 5G network misalnya bisa memberikan latensi yang lebih rendah dan cakupan yang lebih luas. Sementara, dibandingkan private 4G network, sejalan dengan yang InfoKomputer tuliskan di sini, private 5G network contohnya bisa memberikan latensi, kepadatan koneksi, dan throughput yang lebih baik. Belakangan private 5G network memang makin populer dan Qualcomm menjadi salah satu yang mengedepankannya.
Qualcomm menambahkan bahwa tidak seperti jaringan publik, private 5G network dirancang dengan tujuan tertentu yang memungkinkan organisasi memiliki kendali penuh untuk mendorong peningkatan kualitas, produktivitas, automasi, dan efisiensi di dalam operasional karena bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Perihal private 5G network yang “cocok” untuk Revolusi Industri 4.0 pun bisa dibilang disetujui oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Telkomsel. Keduanya merupakan narasumber lain yang menemani Qualcomm pada acara yang dimaksud.
Dengan private 5G network, jaringan yang dihadirkan bisa dioptimasi sesuai kebutuhan organisasi yang menggunakannya. Private 5G network bagi suatu organisasi misalnya bisa dioptimalkan untuk latensi yang rendah dan sangat andal (URLLC — ultra-reliable low-latency communications), sedangkan private 5G network untuk organisasi lain bisa dioptimalkan untuk kecepatan yang tinggi (eMBB — enhanced mobile broadband). Begitu pula private 5G network bagi organisasi yang lain lagi bisa dioptimalkan untuk kepadatan koneksi yang tinggi (mMTC — massive machine type communications). Sifatnya yang privat alias tidak merupakan bagian dari dari jaringan 5G publik atau terpisah dari jaringan 5G publik membuat keamanannya makin baik.
Pabrik yang telah melakukan revolusi menjadi Industri 4.0 atau sejak awal sudah merupakan Industri 4.0 contohnya bisa menggunakan private 5G network yang dioptimalkan untuk latensi yang rendah dan sangat andal. Peralatan yang butuh ketelitian tinggi termasuk dalam hal waktu agar melakukan pekerjaannya dengan baik dan aman, bisa terkoneksi secara nirkabel memanfaatkan private 5G network sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas dibandingkan terkoneksi menggunakan kabel.
Ambil contoh sensor keselamatan serta robot pengambil dan pengantar barang. Dengan private 5G network yang dioptimalkan untuk latensi yang rendah dan sangat andal, apabila ada rintangan seperti orang terdeteksi sensor keselamatan berada pada jalur robot pengambil dan pengantar barang; informasi yang disampaikan sensor itu bisa segera diterima robot tersebut —Wi-Fi maupun private 4G network tidak sesingkat itu — dan robot bersangkutan bisa segera mengambil tindakan yang sesuai, seperti melambat atau berhenti bergerak. Berhubung tidak menggunakan kabel untuk koneksi datanya, robot pengambil dan pengantar barang contohnya lebih mudah diubah jalurnya untuk meningkatkan efisiensi maupun keperluan lain.
Bagi operator telekomunikasi seluler, private 5G network merupakan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Operator telekomunikasi seluler bisa menambah private 5G network ke dalam portofolio layanan yang ditawarkannya ke organisasi dan mendapatkan pendapatan dari sana. Qualcomm, mengutip A.T. Kearney Analysis, menyebutkan 5G memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan operator telekomunikasi seluler ASEAN pada pasar enterprise sebesar 18% sampai 22% pada tahun 2025. Apalagi Indonesia merupakan pasar B2B terbesar di ASEAN. Dengan kata lain, private 5G network memiliki potensi yang bagus bagi operator telekomunikasi seluler di tanah air.
Regulasi dan Kolaborasi
Seperti 5G, pemanfaatan private 5G network di tanah air tentu butuh regulasi. Sampai saat ini, regulasi mengenai private 5G network di Indonesia belum tersedia. Pemerintah masih mengkajinya. Belum bisa dipastikan juga kapan regulasi mengenai private 5G network tersebut akan tersedia. Begitu pula apakah private 5G network hanya bisa diselenggarakan oleh operator telekomunikasi seluler atau bisa juga diselenggarakan oleh pihak lain.
“Yang perlu kami cermati sebagai regulator adalah regulasi, regulasi yang nantinya akan di apa, di, dirumuskan apakah penyelenggaraan private network ini diperbolehkan secara regulasi existing saat ini atau diperlukan regulasi baru agar semuanya bisa ter apa ya, tercakup ya, untuk bisa menyelenggarakan layanan 5G. Nah, satu hal lagi memang yang paling penting adalah resource, resource spektrum itu merupakan sumbar daya yang sangat terbatas sehingga tidak semua penyelenggara, apa, diberikan hak untuk menyelenggarakan dengan spketrum yang sangat terbatas ini. Itu pun menjadi salah satu hal yang perlu dipikirkan dalam regulasi sehingga semua bentuk skenario kerja sama atau kolaborasi dari penyelenggaraan 5G ini tidak melanggar secara aturan,” sebut Aju Widya Sari (Direktur Telekomunikasi, Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia).
Namun, Telkomsel sudah mulai mencoba private 5G network di tanah air. Telkomsel menyebutkan kasus penggunaan private 5G network masih sangat terbatas di Indonesia dan dirinya berusaha mendorongnya melalui proyek-proyek katalis seperti dengan Freeport Indonesia dan Schneider Electric. Telkomsel menambahkan bahwa terdapat pembicaraan dengan Ibu Kota Negara mengenai private 5G network, seperti untuk kendaraan otomatis. Selain itu, Telkomsel juga mengadakan aneka lokakarya dan sejenisnya untuk membantu mensosialisasikan manfaat-manfaat yang ditawarkan private 5G network.
“Semakin dalam kita coba mengkaji teknologi 5G, tantangan yang jelas muncul di depan itu adalah bahwa Indonesia pada kondisi hari ini belum cukup ready ya secara ekosistem. Namun, kami di Telkomsel juga selalu mengadakan seperti workshop, sosialisasi, dan sebagainya kepada teman-teman di industri ya, terutama di kalangan internal BUMN atau UMKM terkait benefit yang bisa mereka dapatkan dari teknologi 5G ini,” ujar Marfani Hasan (Vice President Network Architecture and Design, Telkomsel).
Sejalan dengan itu, Qualcomm menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak di tanah air untuk mendorong terwujudnya private 5G network di Indonesia. Qualcomm mengedepankan pula kolaborasinya dengan vendor lain untuk mempermudah implementasi private 5G network. Seperti yang InfoKomputer beritakan di sini, Qualcomm beberapa waktu lalu bekerja sama dengan Microsoft untuk private 5G network tersebut.
“Kata kuncinya adalah kolaborasi itu sangat penting sekali ya untuk mewujudkan semua, apa, 5G private network ini, baik itu dari sisi government, atau dari sisi Kominfo, ataupun dari sisi operator, dan juga kita dari sisi technology enabler juga akan mendukung terealisasi nih, 5G private network ini,” kata Shannedy Ong (Country Director, Qualcomm Indonesia).
KOMENTAR