Pemenuhan kebutuhan talenta digital masih menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi berbagai perusahaan di Indonesia di tengah maraknya upaya transformasi digital. Nah, BCA mempunyai cara yang unik untuk menarik minat talenta muda untuk berkarier di BCA.
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Indonesia kekurangan 400 ribu – 500 ribu talenta digital per tahun. Sementara itu, berdasarkan riset McKinsey dan Bank Dunia, diketahui bahwa Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital selama 2015 hingga 2030. Artinya, Indonesia membutuhkan 600 ribu tenaga ahli di bidang teknologi digital setiap tahunnya.
Tantangan ini tentunya juga dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang sedang giat melakukan transformasi digital terhadap proses bisnis, produk dan layanan, serta aspek lain dalam bisnis. Tak terkecuali di BCA, sebuah bank yang dikenal fokus pada pengembangan teknologi dan SDM.
“Selalu kurang,” tegas Lianaway Suwono, Direktur BCA, ketika ditanya perihal kebutuhan talenta digital di BCA saat ini. Menurutnya, pertumbuhan digital yang pesat terjadi di semua industri dan di tengah masyarakat.
“Di bank ini, kami mendampingi semua pelaku usaha dan juga masyarakat dalam hal bertransaksi. Jadi kami pun harus mengikuti perkembangan yang luar biasa cepat ini sehingga kita harus senantiasa siap dengan SDM yang benar-benar mengerti teknologi untuk membuat fondasi digitalisasi yang kuat di BCA,” jelas Lianawaty.
Ia juga memprediksi bahwa dalam waktu lima tahun ke depan, kebutuhan talenta TI di bank umum yang berusia lebih dari enam dekade ini akan terus meningkat. Menurut Lianawaty, sampai bulan Juni lalu, Divisi TI BCA menaungi lebih dari 1500 karyawan. Dan sampai akhir tahun ini diperkirakan jumlah itu sudah akan mendekati 2000 orang.
“Akan mencapai 2000 sekian di tahun depan. Dan kami proyeksikan akan mencapai 4000-5000 orang dalam waktu kurang lebih lima tahun ke depan,”imbuhnya. Dan mengenai skill yang dibutuhkan, Lianawaty mengatakan, hampir semua skill TI dibutuhkan karena digitalisasi membutuhkan banyak kecakapan.
Mengenai strategi menumbuhkan SDM digital ini, Lianawaty mengatakan, BCA sangat terkenal sebagai perusahaan yang memiliki strategi homegrown, yaitu merekrut talenta-talenta muda, terutama fresh graduate, yang kemudian diasah dari sisi kecakapan teknis maupun nonteknisnya.
Namun tak tertutup kemungkinan bagi BCA untuk merekrut SDM yang sudah memiliki kecakapan tinggi. “Ini disesuaikan dengan kebutuhan karena di saat-saat tertentu mungkin ada teknologi baru yang kita butuhkan cepat dan mungkin di Indonesia belum banya yang menguasai. Untuk kasus seperti itu, tentu kami harus mengambil SDM yang sudah siap pakai. Yang pasti, kami usahakan untuk bisa mendapatkan orang yang tepat pada waktunya, ‘’ tandas Lianawaty.
Rumah Biru Season 2 Kisahkan Kolaborasi Tim TI
Dan ternyata BCA memiliki cara menarik dan unik untuk menarik minat talenta muda untuk bergabung di BCA, yaitu melalui webseries “Rumah Biru” yang telah memasuki Season 2.
Dalam acara premier “Rumah Biru” Season 2 yang digelar di Wisma BCA, BSD, Lianawaty Suwono menuturkan webseries diharapkan dapat menarik minat para talenta muda di bidang TI, untuk berkarier di industri perbankan. Pasalnya, berdasarkan hasil riset yang pernah dilakukan BCA, perbankan berada di peringkat bawah dari daftar industri yang diminati para talenta muda ini.
Tentu saja webseries “Rumah Biru” secara luas menampilkan gambaran kehidupan kerja dan corporate value BCA. Webseries ini akan memperlihatkan bagaimana insan BCA menghadapi tantangan dan menyelesaikan tantangan demi memberikan solusi yang tepat sesuai kebutuhan nasabah.
Di season kedua ini, kisahnya berpusat pada kolaborasi tim TI dan tim Business Relationship Officer atau yang dulu dikenal sebagai Account Officer (AO) dalam sebuah project untuk menciptakan teknologi untuk memudahkan transaksi nasabah, terutama para pemilik usaha kecil.
“Sinergi insan BCA dalam bekerja selalu mengacu pada Corporate Core Value yang kami tanamkan sejak dulu. Melalui series ini, kita akan diperlihatkan realita situasi serta lingkungan kerja tim IT dalam menjawab tantangan dan berkolaborasi memberikan solusi. Para pemain juga sudah telah bekerja keras memerankan dengan sangat baik dan juga mempelajari setiap detail bagaimana situasi bekerja di BCA. Semoga series ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan juga dapat memberikan hal positif bagi yang menonton,” ujar Wakil Presiden Direktur BCA, Armand W. Hartono
Season kedua ini akan diperankan oleh sederet aktor ternama di Tanah air antara lain Agnes Naomi, Wafda, Sahira Anjani, Albert Halim, Tubagus Ali, Givina dan sederet nama lainnya. Webseries ini akan memiliki 4 episode dengan masing-masing episode memiliki durasi 10-15 menit. Penonton dapat menyaksikan bersama para aktor melakoni tokoh masing-masing sebagai insan BCA di kanal Youtube Solusi BCA.
Webseries “Rumah Biru” menyasar generasi millenial dan generasi Z sebagai target audiens. Sebelumnya, “Rumah Biru” season 1 berhasil mendapat apresiasi oleh lebih dari 7,6 juta penonton di kanal Youtube BCA. Kesuksesan ini juga yang akhirnya menjadi salah satu alasan pembuatan season ke-2.
“Kami berharap dengan adanya peluncuran webseries ini dapat menghibur sekaligus memberikan gambaran tentang suasana bekerja di BCA. BCA terus berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi keluarga besar BCA maupun masyarakat luas. BCA senantiasa menghadirkan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif bagi segenap karyawan BCA dengan terus berupaya untuk mengembangkan budaya kerja yang positif,” pungkas Lianawaty Suwono.
Selain peluncuran webseries Rumah Biru, BCA juga sekaligus memperkenalkan working space #ITBCA di Wisma BCA Foresta dengan nuansa modern futuristic dalam rangka memberikan kenyamanan bekerja bagi Insan BCA. Working space ini juga menghadirkan fasilitas VR & Metaverse, Vtuber: Face & Hand Tracking, Hologram Fan, 3D Printer, HoloLens 2: Mixed Reality.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR