Tak dimungkiri, teknologi digital akan terus menjadi kunci pertumbuhan UMKM di tengah pemulihan Indonesia yang kini dibayangi oleh gejolak-gejolak ekonomi yang baru.
Terkait latar belakang tersebut, perusahaan Software-as-a-Service (SaaS) Mekari melakukan riset SMB Pulse Index untuk memperlihatkan bahwa transformasi digital menguatkan resiliensi UMKM dalam menghadapi gejolak pasar. Riset ini pun mengerucut pada tiga tren terkait adopsi solusi digital yang bisa dijadikan pedoman bagi industri ketika menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan pasar.
“Tren pertama adalah UMKM yang sigap beradaptasi dengan solusi digital akan lebih lincah menangkap peluang pasar dan lebih cepat kembali ke titik pertumbuhan positif. Kedua, UMKM dengan tingkat digitalisasi yang tinggi akan mengalami pertumbuhan bisnis yang lebih tajam. Terakhir, UMKM kini menggunakan solusi Software-as-a-Service sebagai platform untuk mengintegrasikan solusi-solusi lainnya dan membentuk ekosistem digital yang akan memuluskan operasional bisnis,” kata COO Mekari, Anthony Kosasih.
Untuk tren pertama, riset SMB Pulse Index mencatat bahwa 73% dari UMKM pengguna solusi digital yang disurvei merekam pertumbuhan positif selama 2021, tahun di mana pandemi memuncak. Khusus untuk UMKM di segmen Business-to-Consumer (B2C), pergeseran konsumen ke belanja omnichannel, atau online shopping, telah membantu UMKM yang terdigitalisasi untuk kembali ke titik pertumbuhan positif.
Perihal tren kedua, riset SMB Pulse Index memperlihatkan bahwa UMKM yang menggunakan berbagai solusi digital yang saling terhubung untuk membentuk suatu ekosistem digital mencatat bertumbuh 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan UMKM yang sebatas menggunakan satu solusi saja.
Lebih dalam lagi, UMKM yang menggunakan bermacam-macam solusi digital, atau multi-tech adopter, di segmen B2B merekam pertumbuhan positif 1,54 kali lebih dibandingkan dengan mereka yang menggunakan satu macam solusi digital, atau single-tech adopter, di segmen serupa. UMKM multi-tech adopter di segmen B2C juga merekam pertumbuhan positif 1,51 kali lebih dibandingkan dengan single-tech adopter di segmen sama.
“Penggunaan solusi digital yang tinggi tidak terlepas dari talenta digital. Bisnis mikro, kecil, dan menengah yang menyediakan akses ke solusi digital bagi lebih dari 5 karyawannya mencatat pertumbuhan positif antara 1,31 kali hingga 1,39 kali lebih dibandingkan dengan bisnis di segmen serupa yang memberikan akses ke solusi digital bagi sama dengan atau kurang dari 5 karyawannya,” tambah Anthony.
Untuk tren ketiga, UMKM kini memanfaatkan solusi digital berbasis awan yang agile dan scalable sebagai platform di mana solusi-solusi lainnya dapat berjalan. Sebagai contoh, solusi SaaS untuk akuntansi sering dihubungkan dengan solusi digital untuk omnichannel commerce, pengelolaan pajak, teknologi financial seperti pembayaran, dan e-commerce agar menciptakan suatu ekosistem digital yang terpadu untuk memperlancar operasional bisnis dari ujung ke ujung.
Anthony menambahkan bahwa ke depannya, UMKM perlu memberi pelatihan teknologi bagi karyawan dan mitra usaha, semakin mengintegrasikan teknologi dengan bantuan SaaS, dan mengadopsi teknologi finansial, atau fintech, untuk memperkuat bisnis.
“Resiliensi bisnis kian kritis, mengingat bahwa ekonomi dan pasar akan terus berubah. UMKM yang resilien tidak saja baik bagi kelanjutan bisnis itu sendiri, namun juga laju penguatan ekonomi Indonesia yang bertumpu pada industri tersebut,” tutup Anthony.
Baca Juga: Modalku Salurkan Pinjaman Rp36 T ke UMKM di Lima Negara Asia Tenggara
Penulis | : | Indah PM |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR