Kebocoran data kembali terjadi pada perusahaan Indonesia. Kali ini, kasus kebocoran data diduga menimpa penyedia layanan internet milik Telkom, Indihome.
Seperti diungkap situs Breached, data pengguna Indihome yang bocor meliputi nama, jenis kelamin, NIK, situs yang dikunjungi, sampai kata pencarian di Google Search. Data yang bocor mencapai 16GB dan terdiri dari 26.730.798 record.
Kebocoran data pelanggan Indihome ini hanya berselang dua hari dari kasus yang menimpa PLN. Di kasus PLN, data yang bocor mencapai 17 juta dengan informasi nama, alamat, nomor meteran listrik, serta jumlah tagihan.
Satu hal yang menarik dari data pelanggan Indihome yang bocor adalah adanya informasi catatan situs yang dikunjungi pengguna. Hal ini tidak lepas dari praktek Indihome yang mencatat sejarah browsing pelanggannya untuk keperluan komersial.
Selama ini @IndiHome diam-diam mengambil data browsing history milik kamu.
Berdasarkan website tracker milik mereka, website tsb sudah mendapatkan hits sebanyak 26,681,371,055 (26,6 Miliar).
Tidak diketahui berapa banyak data yg sudah mereka dapatkan. https://t.co/543aeeSqw3
— Teguh Aprianto (@secgron) September 17, 2020
Indihome sudah menghentikan praktek ini sejak tahun 2020 lalu, sehingga kemungkinan data yang bocor ini adalah data sebelum tahun 2020. Namun terbuka juga kemungkinan, Indihome sebenarnya tetap mencatat sejarah browsing pelanggan secara diam-diam.
Apa pun itu, praktek ini tentu saja menimbulkan konsekuensi negatif bagi pengguna. Contohnya dari sampel data yang bocor, terungkap salah satu pengguna mengunjungi sebuah situs dewasa. Karena data yang bocor juga ada nama dan NIK, privasi orang tersebut pun sangat dirugikan.
Semoga, kasus kebocoran ini bisa menjadi pelajaran penting bagi Indihome dan perusahaan Indonesia lain untuk serius menjaga data pengguna.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR