Tak lama lagi, Indonesia akan memiliki sistem fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang terintegrasi. Sistem ini akan menjadi wadah data kesehatan masyarakat Indonesia, yang dikumpulkan dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (seperti rumah sakit, puskesmas, apotik, sampai laboratorium kesehatan).
Konsep tersebut dikemukakan Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI) saat berbicara di IBM Solutions Summit 2022. Acara ini sendiri adalah ajang berbagi wawasan dan pengalaman transformasi digital dari pelanggan, mitra, dan stakeholder IBM Indonesia.
Dengan tema Leading in Changing World, IBM Solutions Summit 2022 ingin menggambarkan peran penting transformasi digital dalam menjawab dinamika perubahan yang terus terjadi.
Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Sistem fasyankes terintegrasi ini merupakan salah satu contoh transformasi digital yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI. Tujuan utamanya, mengoptimalkan teknologi digital untuk masyarakat Indonesia.
“Dengan sistem terintegrasi ini, medical record menjadi milik setiap individu,” ungkap Setiaji. Ketika warga memeriksakan kesehatannya di rumah sakit, hasil diagnosa, hasil tes, sampai obat yang dikonsumsi akan masuk ke medical record warga tersebut. Data medical record tersebut akan terkumpul di aplikasi PeduliLindungi.
Dengan konsep ini, medical record pun menjadi milik tiap individu masyarakat Indonesia. Ketika warga memeriksakan kesehatannya di rumah sakit lain, ia tinggal membuka medical record melalui aplikasi PeduliLindungi. Hal ini berbeda dengan sistem selama ini, ketika medical record seorang pasien menjadi “milik” satu rumah sakit dan sulit diakses rumah sakit lain.
Konsep ini memang memiliki banyak tantangan, terutama dalam hal skala. “Saat ini ada 60 ribu fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta,” ungkap Setiaji mencontohkan besarnya skala yang harus dikelola. Selain itu, aplikasi kesehatan yang ada selama ini juga berbeda-beda. Bahkan di lingkungan fasilitas kesehatan milik pemerintah, aplikasi yang digunakan lebih dari 400 buah. “Jadi tenaga kesehatan tidak cuma harus melayani pasien, namun juga sibuk mengerjakan tugas administrasi,” tambah Setiaji.
Karena itu, langkah awal yang saat ini dilakukan DTO Kementerian Kesehatan RI adalah melakukan konsolidasi dan standarisasi. Di sisi fasilitas kesehatan, akan ada konsolidasi aplikasi yang langsung terhubung ke satu platform. Selain itu, data seputar kesehatan (seperti data pasien, nama tes, sampai nama obat), mulai disusun standarnya.
Standarisasi ini akan didorong ke fasilitas kesehatan masyarakat milik pemerintah lebih dulu, seperti RSUD dan puskesmas. Setelah itu, baru ke fasilitas kesehatan masyarakat milik swasta. “Kami menyediakan masa tenggang sampai 2023 untuk mengintegrasikan ke sistem ini,” tambah Setiaji.
Implementasi standar ini memang membutuhkan kerja keras, namun hasilnya diharapkan akan signifikan. Salah satunya adalah mengetahui kesehatan masyarakat Indonesia secara utuh. “Jadi pemerintah dapat melakukan langkah preventif dan bukan lagi reaktif,” ungkap Setiaji.
IBM Indonesia sendiri berkomitmen mendukung perusahaan maupun pemerintah Indonesia dalam berinovasi dan memanfaatkan teknologi digital. “Karena kami percaya, teknologi akan memegang peran fundamental dalam menjawab tantangan ke depan,” ungkap Cin Cin Go (Technology and Country Leader, IBM Indonesia).
“IBM Indonesia bersama mitra berkomitmen memberikan solusi teknologi terbaik untuk membantu pelaku bisnis menjawab tantangan di era ekonomi” tambah Cin Cin.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR