Penulis: Edwin Lim (Country Director Indonesia, Fortinet)
Perusahaan-perusahaan Indonesia yang menjalani proses transformasi digital sedang melaju lebih cepat dan lebih jauh dalam semua aspek dibandingkan perusahaan lainnya. Menurut McKinsey, digitalisasi meningkatkan produktivitas berbagai industri lokal dan memperluas partisipasi ekonomi hingga mencakup lebih banyak segmen populasi.
Dengan kemampuan untuk mengakselerasi transformasi industri yang jauh melampaui kapabilitas teknologi broadband generasi sebelumnya, 5G akan membantu perusahaan-perusahaan lokal dalam memanfaatkan berbagai kasus/model penggunaan berbasis data, seperti perawatan berbasis augmented reality, pelacakan aset secara real-time dan presisi, robot mobile, serta closed-loop process control (proses kontrol yang mengandalkan umpan balik tanpa campur tangan manusia).
Mendorong Inovasi Aman dalam Lingkungan 5G
Semakin jamaknya penerapan teknologi 5G akan makin mendorong dan memperluas konvergensi jaringan teknologi operasional (operational technology/OT) dan teknologi informasi (information technology/IT) dalam perusahaan. Hal ini juga sekaligus mengekspos jaringan operasional yang tadinya berupa jaringan air-gapped — yaitu jaringan yang tidak terhubung ke internet — terhadap ancaman siber (cyber threat).
Konvergensi OT-IT akan membatasi kemampuan solusi keamanan (siber) endpoint tradisional dalam melindungi infrastruktur penting, terutama mengingat bahwa menurut laporan Deloitte, infrastruktur penting makin sering menjadi target di kawasan Asia Pasifik. Akibat ketergantungannya pada sistem warisan (legacy), infrastruktur penting merupakan sasaran empuk bagi penyerang. Perusahaan lokal pada dasarnya menghadapi tantangan ganda, yaitu beralih dari keamanan endpoint tradisional sekaligus menghindari keruwetan karena penerapan beragam solusi keamanan titik rentan secara luas untuk melindungi tiap eksposur risiko baru.
Tantangan Keamanan dalam Lingkungan Industri yang Didukung 5G
Teknologi 5G mendukung kasus penggunaan vertikal baru bagi banyak industri. Pelaksanaan kasus penggunaan baru ini sering kali memerlukan adanya ekosistem terintegrasi yang terdiri dari teknologi dan mitra berikut: vendor OT/IIoT, vendor ICS, vendor/penyedia 5G, penyedia aplikasi industri, penyedia layanan awan (cloud), dan integrator. Banyak perusahaan berasumsi bahwa jaringan 5G privat sudah aman dan akan melindungi mereka, padahal sebenarnya belum tentu demikian. Jaringan 5G privat jarang terisolasi sepenuhnya dari ekosistem IT suatu usaha atau lingkungan eksternal — seperti mitra, integrator, dan jaringan awan publik — sehingga mungkin terekspos terhadap serangan dan risiko internal maupun eksternal.
Dengan perangkat, platform, dan aplikasi yang terhubung melalui 5G, terdapat kemampuan untuk mengirim dan menerima data secara langsung. Informasi yang jumlahnya makin meningkat kini perlu melewati zona-zona tersebut berkat internet of things (IoT), industrial IoT (IIoT), serta konektivitas nirkabel dan awan. Lebih lanjut lagi, peluncuran 5G pada umumnya — dengan memperkenalkan beragam susunan koneksi, kapabilitas, dan keamanan — menghasilkan lebih banyak titik rentan untuk diserang penjahat. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan batasan keamanan tambahan dalam domain 5G untuk segmentasi jaringan lebih lanjut.
KOMENTAR