Pandemi COVID-19 memaksa pemerintah Indonesia untuk mempercepat transformasi digital di bidang kesehatan.
Teknologi digital telah diadopsi tidak hanya untuk menekan dan memantau penyebaran virus COVID-19, tetapi juga mendukung penyediaan layanan kesehatan, layaknya telemedicine yang menjadi semakin populer.
Studi terbaru Kearney bertajuk “Unlocking Indonesia's future-proof healthcare for high-quality services and better access,” menunjukkan bahwa adanya akselerasi digital di sektor kesehatan dapat turut mendukung peningkatan peringkat PDB Indonesia, yang sejak tahun 2015 mengalami stagnasi di peringkat ke-16.
Peringkat PDB yang lebih tinggi menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong Indonesia mencapai visinya untuk menjadi negara dengan tingkat ekonomi terbesar ke-5 hingga ke-7 pada tahun 2045.
Sejak pandemi COVID-19, penggunaan teknologi telah mendorong digitalisasi sistem kesehatan Indonesia.
“Sebagai sistem kesehatan masyarakat untuk penanganan COVID-19, PeduliLindungi menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki potensi untuk melakukan transformasi digital dengan memanfaatkan teknologi secara besar-besaran di bidang kesehatan” ujar Tomoo Sato, Partner di Kearney.
Tomoo menambahkan bahwa kemajuan yang telah dilakukan pemerintah dapat turut meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.
“Namun, beberapa faktor masih perlu ditingkatkan untuk mewujudkan rencana pemerintah mendigitalkan industri kesehatan lebih lanjut, Ujar Tomoo.
Terdapat empat area utama yang perlu diperhatikan guna mendorong digitalisasi sektor kesehatan di Indonesia:
1. Memperluas layanan e-health dan mempercepat digitalisasi pada penyedia layanan kesehatan
Terdapat peluang bagi para pemain industri layanan kesehatan untuk memperluas layanan versi digitalnya dalam mengiringi perjalanan pasien dan mendorong adopsi teknologi yang canggih.
Selain itu, sangatlah penting bagi rumah sakit dan klinik untuk mendigitalkan layanannya demi meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Rantai pasok pada apotek dan alat medis juga harus didigitalkan, misalnya, melalui penerapan big-data untuk mengelola permintaan pasien akan obat-obatan yang lebih baik atau melakukan pelacakan aset berbasis IoT untuk memantau distribusi obat secara real-time.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR