Pelanggan diminta untuk memilah sampahnya sesuai dengan panduan Waste4Change. Kemudian, Waste4Change akan mengirimkan tim untuk datang ke lokasi mereka guna mengambil sampah secara langsung, kemudian memberikan laporan detail setelah proses selesai.
Pelanggan juga memiliki pilihan untuk membawa sampah ke salah satu titik drop-off Waste4Change atau mengirim sampah mereka ke Waste4Change.
Waste4Change saat ini memiliki 108 karyawan dan 141 operator pengelolaan sampah.
Perusahaan berencana untuk menambah 52 orang tambahan ke dalam timnya dan melibatkan lebih dari 300 sektor informal dan UKM di sektor limbah (sejumlah personel internal dan eksternal) untuk terus mendorong pertumbuhan.
Founder dan CEO Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano menjelaskan, “sektor pengelolaan sampah Indonesia masih terus berkembang, dan kami lebih dari siap untuk membantu dalam prosesnya. Dengan tingkat daur ulang rendah, 11-12% berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kita tahu bahwa masih banyak bahan berharga yang siap untuk diputar kembali.”
“Masyarakat mulai mengedukasi diri tentang sampah dan lingkungan, telah bermunculan startup dan bisnis baru terkait pengelolaan sampah, dan pemerintah menyambut baik seluruh pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam memajukan Indonesia. Dibandingkan dengan apa yang kami alami di tahun 2014, pasar saat ini semakin matang. Kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk memberikan solusi dalam setiap kebutuhan pengelolaan sampah,” tambahnya.
Mohamad juga mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan pemodal ventura terbaik di sektor teknologi.
“Semua investor kami menanggapi ESG dengan serius dan bersedia berbagi wawasan mereka dengan kami dalam menciptakan solusi pengelolaan limbah terbaik. Kami lebih dari siap untuk mewujudkan misi bersama kami untuk memberikan dampak positif yang lebih cepat dan lebih besar terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi,” ujarnya.
Sementara itu, Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures, mengatakan, “Waste4Change adalah pionir yang menyediakan solusi pengelolaan sampah end-to-end. Keberlanjutan adalah fokus utama tim, dengan komitmen yang ditunjukkan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Perusahaan ini telah mencapai kecocokan pasar produk dan memiliki potensi untuk berkembang di seluruh negeri. Waktu perusahaan juga ideal, karena pemerintah Indonesia menginginkan setidaknya pengurangan 30% di sumbernya, dengan 70% sisanya ditangani pada tahun 2025.”
Baca Juga: AC Ventures & East Ventures Pimpin Pendanaan US$4,5 juta ke Klar Smile
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR