Teknologi finansial atau fintech akan menjadi penentu kekuatan ekonomi di dunia di dekade yang akan datang. Hal ini disampaikan oleh Nigel Green, CEO deVere Group, salah satu perusahaan independen di bidang financial advisory, asset management, dan organisasi fintech.
Menyusul penunjukkannya sebagai penasihat dari National Innovation Agency (NIA) Thailand, Nigel mengatakan bahwa ada “perang” yang semakin intensif saat ini yang akan mengubah masa depan. “Bukan perang seperti yang ada di benak kita, melainkan perlombaan teknologi dan inovasi,” sebut Nigel.
Menurutnya, negara-negara di seluruh dunia semakin fokus memperkuat dominasinya secara politik, budaya, dan ekonomi seiring berbagai krisis dan tantangan yang mereka hadapi, terutama disrupsi sosial dan politik, kondisi darurat kesehatan masyarakat, perubahan iklim, dan gejolak ekonomi.
“Pemenang dari peperangan untuk memperoleh pengaruh ini akan diraih negara yang memiliki keunggulan teknologi. Semakin baik teknologinya, semakin canggih pula militernya; semakin luas dan efektif pengaruh politik, sosial dan budaya; dan ekonomi yang lebih kuat, mudah beradaptasi, dan tahan terhadap masa depan,” papar Nigel.
Peluang Unggul dengan Fintech
Pesatnya digitalisasi di segala sendi kehidupan, termasuk cara kita mengelola, menggunakan, dan mengakses uang, membuat mayoritas negara besar juga terlibat dalam perang untuk memperebutkan dominasi fintech.
Nilai investasi global untuk fintech mencapai US$91,5 miliar pada 2021. Dan menurut CEO deVere ini, negara-negara yang berinvestasi besar pada fintech memiliki peluang lebih besar untuk lebih sukses dan lebih kompetiti di dekade mendatang.
Sektor finansial saat ini sedang mengalami transformasi terbesar sepanjang sejarah. “Apa yang mendorong evolusi di industri ini? Fintech, yang pemanfaatan teknologi untuk memberikan layanan keuangan kepada konsumen,” jelasnya.
Nigel menjelaskan, pemanfaatan teknologi ini membawa pengaruh besar dengan mendefiniskan dan membentuk kembali sektor keuangan, yaitu di antaranya berupa mobile banking, aplikasi tabungan dan investasi, e-payment, peer-to-peer landing, cryptocurrency, robo-advisor, dan crowdfunding.
Manfaat Fintech Bagi Negara
Lantas apa manfaat yang diraih negara dari fintech? “Fintech dapat meningkatkan inovasi dan persaingan yang lebih luas di seluruh perekonomian, sambil mengelola risikonya. Fintech juga dapat memperluas pengawasan peraturan untuk memungkinkan pihak berwenang mendorong sistem keuangan yang aman, efisien, dan inklusif, yang pada akhirnya akan membantu menopang perekonomian negara,” papar Nigel.
Fintech, menurutnya, juga secara proaktif membentuk pasar yang akan mendorong modernisasi, kompetisi, dan produktivitas di dalam sektor layanan keuangan itu sendiri. “Ditambah lagi, fintech dapat membantu menjembatani gap di antara sektor publik dan swasta sehingga tercipta ekonomi yang lebih lincah dan membantu koordinasi lintas batas yang lebih kuat, dan berbagi informasi serta best practice. Oleh karena itulah, ekonomi dengan industri fintech yang kuat akan unggul.
“Tanpa keuangan dan industri keuangan yang kuat, pengaruh suatu negara akan terbatas. Masa depan keuangan adalah teknologi. Dengan demikian, fintech akan menentukan siapa adidaya ekonomi di dekade selanjutnya,” pungkas Nigel Green.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR