Intel dan Tokopedia minggu lalu berbagi cerita keberhasilan Tokopedia meningkatkan scalability dari platform streaming-nya yang disebut dengan Play. Keberhasilan Tokopedia meningkatkan scalability dari Play adalah berkat pemakaian Google Cloud, tepatnya GCP (Google Cloud Platform), dengan compute instance berbasis prosesor Intel Xeon Scalable. Tak hanya Play, Tokopedia pun menambahkan bahwa Tokopedia menggunakan Google Cloud dengan compute instance berbasis prosesor Intel Xeon Scalable untuk berbagai layanan maupun fitur lain. Beralih ke Google Cloud dengan compute instance berbasis prosesor Intel Xeon Scalable, Tokopedia mengeklaim pula tidak hanya berhasil meningkatkan scalability melainkan juga bisa menekan biaya.
Disampaikan secara daring, Intel menegaskan bahwa keberhasilan salah satu e-commerce terdepan di tanah air itu meningkatkan scalability dari Tokopedia Play bukan sekadar karena peranti keras yang digunakan — prosesor Intel Xeon Scalable, melainkan juga karena dukungan Intel dari sisi peranti lunak dalam mengoptimalkan pemanfaatan peranti keras tersebut. Intel pun membantu Tokopedia mengoptimalkan beban kerjanya sehingga misalnya bisa memanfaatkan fitur VNNI (Vector Neural Network Instructions) dari Intel DL (Deep Learning) Boost. Intel DL Boost – VNNI sendiri bisa mengakselerasi beban kerja AI (artificial intelligence) seperti halnya beban kerja DL, contohnya sehubungan rekomendasi konten terhadap para pengguna Tokopedia. Tokopedia memang menyebutkan bahwa tantangan dari Play tidak hanya scalability melainkan juga pengumpulan dan pengolahan data untuk mendapatkan insight.
Menilik situs Tokopedia, Play adalah platform streaming yang bisa diakses melalui aplikasi Tokopedia. Di sana para pengguna bisa menikmati berbagai video menarik mengenai live shopping dengan promosi khusus, acara memasak, berkreasi, dan olahraga yang ditayangkan secara langsung ataupun siaran ulangnya. Para pengguna pun bisa membeli langsung aneka produk yang ditayangkan maupun berinteraksi langsung dengan para pedagang. Tokopedia menyebutkan Play awalnya hanya bisa melayani puluhan ribu pengguna secara bersamaan. Beralih ke Google Cloud dengan compute instance berbasis prosesor Intel Xeon Scalable, kini Tokopedia Play diklaim bisa melayani jutaan pengguna secara bersamaan. Sementara, dari sisi penghematan biaya, meski tidak spesifik Play, Tokopedia mengeklaim bisa menghemat sekitar 20% untuk tingkat kinerja yang sama.
“Dengan kami mengintegrasikan pada berbagai sisi dari stack, apakah itu silikon yang custom dengan Google sampai aneka perkakas, optimasi pada beban kerja peranti lunak itu sendiri, Anda bisa mengambil keuntungan dari seluruh hal yang platform tersebut tawarkan. Jadi, di sanalah keahlian rekayasa kami hadir, bukan? Itu adalah silikon yang pergi ke platform cloud, Google dalam kasus ini, dan kemudian bekerja secara langsung dengan Tokopedia untuk benar-benar melihat beban kerja mereka, bukan? Di mana datanya, bagaimana bentuk dari pipeline data, bagaimana kami bisa membantu mengoptimasinya dengan perkakas data practitioner,” ujar Alexis Crowell (Vice President – Sales, Marketing & Communications Group and Managing Director – Asia Territory, Intel).
“Apakah perkakas data science banyak tersedia di mana-mana [ataupun tidak], tetapi jika perkakas data science Anda tidak tahu bagaimana cara memetakan yang benar beban kerja Anda ke sang silikon, Anda tidak akan mendapatkan kinerja terbaik dari, dari suatu peranti keras tersebut, dan itu adalah bukan sesuatu yang berharga, itu tidak menolong siapa pun. Jadi, kami bersandar pada kedua sisi, apakah itu sisi silikon ataupun peranti lunak,” jelas Alexis Crowell lagi.
Tumbuh Pesat
Tokopedia mengeklaim berkat memakai Google Cloud dengan compute instance berbasis prosesor Intel Xeon Scalable, Play bisa bertumbuh pesat. Pada semester pertama tahun 2021, pemirsa bulanan Tokopedia Play telah meningkat enam belas kali dan laju adopsi live shopping telah bertumbuh dua digit dibandingkan awal tahun 2021. Begitu pula pembuatan konten; pada semester pertama tahun 2021, pembuatan konten mingguan telah meningkat sampai delapan kali dibandingkan awal tahun 2021. Selain itu, bagi para pedagang baru alias merchant baru, secara rata-rata, siaran langsung alias livestream bisa meningkatkan impresi produk sekitar 40% dan kunjungan toko sekitar 20% serta menggerakkan (bertanggung jawab terhadap) 29% pemesanan pada hari itu. Secara keseluruhan, Tokopedia menyebutkan siaran langsung bisa berujung pada kunjungan ke halaman detail produk lebih banyak sampai 625 kali, peningkatan kunjungan ke toko sampai sejumlah 262 kali, dan menggerakkan sampai 100% pemesanan pada hari bersangkutan.
“Kalau kami berkaca kembali pada tahun-tahun lampau di mana kami memulai Tokopedia Play, pada saat itu, pada saat kami memulai, kami hanya mampu mendukung sekitar lima puluh, puluhan ribu pengguna secara bersamaan, di mana itu sangat tidak ideal. Dengan bisnis yang terus berkembang, dengan segala macam promosi, kampanye yang kami lakukan, kami melihat sebuah tantangan di mana ada kemungkinan nih bahwa gak cuma puluhan ribu pengguna yang bisa datang ke Tokopedia, tapi bisa jutaan pengguna bisa datang ke, ke Tokopedia. Ada kasus-kasus di mana saat kami melakukan TV, TV, TV show misalkan, ratusan ribu pengguna, jutaan pengguna bisa datang ke Tokopedia. Dan di situlah peran teknologi kemudian sangat, sangat bermanfaat bagi bisnis kami,” sebut Widjanarko Eko Djatmiko Adi (Head of Engineering, Tokopedia) sembari menambahkan bukan sekadar perihal melayani jutaan pengguna sekaligus melainkan juga mengumpulkan dan mengolah data secara cepat dan tepat.
“Kami menggunakan teknologi video streaming yang sudah diadopsi dengan baik. Kami mengadopsi pendekatan multi-cloud untuk menghindari penguncian vendor sekaligus menghemat biaya: memaksimalkan solusi serta mengoptimalkan pengeluaran dari segi finansial. Kami bekerja dengan Google Cloud yang beroperasi dengan prosesor Intel Xeon untuk menge-host perkakas Content Creation, Content Discovery, Content Recommendation, dan layanan Client-Server serta Database,” ucap Widjanarko Eko Djatmiko Adi lebih lanjut.
Sejalan dengan laporan terkini dari Google, Temasek, dan Bain & Company yang menyatakan e-commerce di Indonesia akan bertumbuh dari US$48 miliar pada tahun 2021 menjadi US$95 miliar pada tahun 2025, Tokopedia pun akan terus mengembangkan Play. Apalagi selama enam bulan terakhir ini, disebutkan jumlah transaksi dari Tokopedia Play meningkat lebih dari tiga kali dan jumlah pedagang yang menggunakan Tokopedia Play juga meningkat lebih dari tiga kali. Begitu pula dengan keinginan pedagang akan kapabilitas Tokopedia Play yang ditingkatkan setelah merasakan dampaknya terhadap penjualan, maupun kecenderungan masyarakat Indonesia menentukan produk berdasarkan konten yang ditampilkan dan kini konten video mulai menggeser gambar. Intel pun menegaskan siap membantu, tentunya tidak hanya Tokopedia melainkan juga para e-commerce lain.
KOMENTAR