Beberapa waktu lalu, Elon Musk secara resmi membeli Twitter dan akan memulai era baru dalam pengembangan perusahaan media sosial berlogo burung berwarna biru itu.
Namun pada saat yang sama, keamanan dan perlindungan data pribadi pengguna tetap menjadi pekerjaan rumah terpenting, terlepas dari peristiwa dalam kehidupan organisasi.
Pakar perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan beberapa cara bagi pengguna Twitter untuk membantu melindungi data pribadi di akunnya.
Cara pertama, Anda harus secara teratur memeriksa aplikasi mana yang memiliki akses ke akun Twitter Anda.
Beberapa aplikasi dapat memeriksa kontak, data pribadi seperti nomor telepon, atau alamat email. Untuk mengamankan dan melindunginya, lebih aman membatasi akses untuk semua aplikasi yang tidak diperlukan. Informasi ini dapat diperiksa di bagian Keamanan dan Akses Akun.
Cara kedua, menghentikan pengguna menemukan akun Anda, melalui nomor telepon, atau alamat email Anda.
Ini dapat membantu mencegah penjahat dunia maya menggunakan informasi tersebut. Secara default, pengguna Twitter lain dapat menemukan akun Anda menggunakan nomor telepon atau alamat email Anda.
Informasi dari profil Anda juga dapat membantu penjahat dunia maya melakukan serangan phishing, maka sebaiknya nonaktifkan fitur ini.
Untuk menghentikan pengguna menemukan akun Anda menggunakan nomor telepon atau alamat email Anda, ikuti langkah-langkah berikut:
Cara ketiga, menggunakan Otentikasi Dua Faktor (2FA/ Two-Factor Authentication), yang dapat menyelamatkan akun dari berbagai kemungkinan serangan. Menambahkan lapisan perlindungan kedua akan menghentikan sebagian besar penipuan online.
“Sementara perusahaan memikul tanggung jawab untuk melindungi data pengguna, pengguna juga bertanggung jawab untuk melindungi akun mereka. Menggunakan autentikasi dua faktor, terutama dengan aplikasi autentikator atau kunci keamanan memberikan perlindungan maksimal,” kata Vladislav Tuskanov, Lead Data Scientist di Kaspersky.
“Selain itu, perhatikan apa yang Anda posting dan siapa yang dapat membacanya, karena sebagian besar jejak digital kita dihasilkan oleh kita sendiri, dan berbagi secara berlebihan di Twitter, serta jejaring sosial lainnya, dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga,” lanjutnya.
Baca Juga: Elon Musk Harus Nyicil Rp.15,6 Triliun Setahun untuk Beli Twitter
Mengenal Dimitri Josephine Sahertian, Instruktur Unreal Engine Kebanggaan Indonesia
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR