PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO dikabarkan akan melakukan PHK massal karyawannya.
Kantor berita Bloomberg mengungkapkan GOTO Group, berencana melakukan PHK lebih dari 1.000 karyawan atau sama dengan lebih dari 10 persen tenaga kerja sehingga akan berdampak pada semua divisi.
Sampai akhir Juni 2022, GOTO memiliki sekitar 9.630 karyawan tetap dan ada sekitar 455 karyawan tidak tetap pada akhir 2021.
Alasan utamanya GoTo ingin memangkas biaya dan menopang keuangannya, berdasarkan sumber Bloomberg.
Nila Marita (Chief Corporate Affairs GOTO) menyatakan dirinya tidak bisa mengomentari rumor dan spekulasi yang beredar.
"Fokus GOTO adalah membangun bisnis yang berkelanjutan dan membawa dampak positif bagi Indonesia," katanya dalam siaran persnya seperti dilansir Kontan.
Nila mengklaim performa bisnis GOTO saat ini terus berkembang dan tumbuh secara berkelanjutan. Manajemen GOTO terus berupaya mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat.
Sementara pada saat yang sama GOTO melakukan kegiatan operasional secara efisien agar dapat terus memberikan solusi terbaik bagi para masyarakat di seluruh tempat kami beroperasi.
Investasi Telkom
Salah satu investor GOTO adalah perusahaan pelat merah di bisnis telekomunikasi yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Manajemen PT Telkom sebelumnya menegaskan investasinya di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO ) untuk jangka panjang.
Direktur Digital Bisnis Telkom Muhamad Fajrin Rasyid menyebut investasi TLKM di GOTO tidak hanya sekedar dari nilai investasinya, tetapi dari sinergi antara Grup Telkom dan GOTO .
"Yang pasti kami melihat investasi di GOTO investasi jangka panjang dan kami melihat juga nilai sinergi yang ada Telkom Group dan GOTO ," kata Fajrin dia usai acara Ngopi BUMN.
Telkom harus rela laba bersihnya tergerus akibat nilai kerugian yang belum terealisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo sebesar Rp 3,06 triliun per 30 September 2022.
Sekadar mengingatkan, pada 16 November 2020, Telkomsel berinvestasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek dalam bentuk obligasi konversi tanpa bunga sebesar US$ 150 juta yang setara dengan Rp 2,22 triliun.
Source | : | kontan |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR