Tak hanya dilakukan Kota Payakumbuh, wilayah tetangga seperti Kota Batam dan Kota Pariaman juga ikut menggelar strategi serupa. Di Kota Batam, misalnya, terdapat Sistem Administrasi Kependudukan Online (SIAPE) untuk mendukung pilar smart governance.
Program berbasis aplikasi smartphone ini ditujukan agar masyarakat dapat mengajukan layanan administrasi kependudukan secara online, mulai dari pengajuan dan perekaman e-KTP, ganti foto e-KTP, serta sidang nikah di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Baca Juga: Implementasi Smart Branding di Smart City, Bukan Sekadar Pariwisata
Pemerintah Kota Batam juga telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). SIMRS dapat digunakan masyarakat untuk mendaftar secara online saat ingin berobat ke rumah sakit.
Selain itu, program ini telah terintegrasi dengan database BPJS Kesehatan sehingga pihak rumah sakit dapat mengecek keanggotaan pasien secara otomatis.
Sementara di Kota Pariaman, terdapat Dukcapil Digi Mobile yang memungkinkan masyarakat untuk mengurus dokumen kependudukan.
Selain bisa diakses melalui aplikasi di smartphone, program yang dikembangkan sejak 2019 ini juga bisa diakses melalui situs http://dukcapildigi.pariamankota.go.id.
Pemerintah Kota Pariaman juga memiliki program Segeh. Program ini dihadirkan untuk membantu pekerjaan tim Badan Pusat Statistik (BPS) dalam melakukan pengumpulan data penduduk miskin.
Inovasi ini diharapkan membuat proses pengumpulan dan penyimpanan data penduduk menjadi lebih rapi, sehingga memudahkan pemerintah dalam mendata penerima bantuan.
Inovasi dari Kota Payakumbuh, Pariaman, dan Batam di atas adalah sedikit contoh hasil dari Gerakan Menuju Smart City 2022. Semua inovasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing kota dan juga pelayanan kepada masyarakat.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Yohanes Enggar |
KOMENTAR