Perusahaan akan melawan faktor manusia dalam keamanan siber untuk mengendalikan ancaman orang dalam dan rekayasa sosial demi melindungi data pengguna.
Saat perusahaan menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang semakin komprehensif mulai dari perlindungan titik akhir ke XDR (Extended Detection & Response) dan bahkan perburuan ancaman proaktif, manusia tetap menjadi mata rantai terlemah.
Kesalahan konfigurasi berbagai solusi cloud untuk penyimpanan data diperkirakan akan menyebabkan lebih sedikit kebocoran data, dan lebih banyak pelanggaran akan diakibatkan oleh kesalahan manusia.
Untuk mengurangi ancaman ini, perusahaan dapat berinvestasi dalam solusi pencegahan kebocoran data serta edukasi pengguna yang lebih menyeluruh untuk meningkatkan kesadaran keamanan siber.
Kita akan mendengar lebih banyak kekhawatiran tentang privasi pada metaverse
Jumlah data yang dihasilkan orang hanya dengan melakukan pembayaran non tunai dan membawa ponsel sepanjang hari sudah cukup untuk menarik kesimpulan yang paling sensitif.
Perangkat rumah pintar, kota pintar dengan pengawasan video di setiap sudut, mobil yang dilengkapi dengan banyak kamera dan adopsi IoT lebih lanjut, serta digitalisasi layanan yang berkelanjutan akan membuat privasi pribadi, setidaknya di perkotaan, berubah menjadi masa lalu.
Oleh karena itu, sementara metaverse berjanji untuk menghadirkan pengalaman offline ke dunia online, dunia online sudah terlebih dahulu menguasai dunia fisik. Kesulitan untuk menghentikan kebocoran data, orang akan mendapatkan asuransi untuk menghadapinya
Menjalani kehidupan modern yang nyaman disertai dengan risiko privasi: misalnya, memesan makanan atau menggunakan layanan transportasi online akan menghasilkan, paling tidak, geodata yang sensitif. Namun, kesadaran privasi semakin meningkat, dan orang-orang mulai mengambil tindakan pencegahan untuk mengamankan akun pribadi dan meminimalkan jejak digital mereka.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengasuransikan diri terhadap pelanggaran data. Meskipun sudah ada layanan yang mengganti kerugian jika terjadi pencurian identitas, penawaran asuransi yang lebih luas di masa depan diprediksi akan bermunculan.
“Pada tahun 2022, kami melihat bagaimana aktivitas regulasi menggeser pasar data global pada pemain lokal. Pada saat yang sama, tahun ini menunjukkan bagaimana pengumpulan data konsumen dapat berdampak langsung pada hubungan antara warga negara dan pemerintah. Selain itu, kami tidak dapat menyangkal bahwa topik seperti metaverse, AI, atau pembelajaran mesin akan tetap menjadi sorotan para pakar privasi pada tahun 2023. Namun, kami percaya bahwa peristiwa geopolitik dan ekonomi tahun 2022, serta tren teknologi baru, akan menjadi faktor utama yang memengaruhi lanskap privasi pada tahun 2023,” komentar Vladislav Tushkanov, pakar privasi di Kaspersky.
Informasi mendetail tentang prediksi privasi Kaspersky untuk tahun 2023 dapat Anda baca di Securelist.
Prediksi ini adalah bagian dari Kaspersky Security Bulletin (KSB) – seri prediksi tahunan dan artikel analitik tentang perubahan penting dalam dunia keamanan siber. Klik untuk melihat kepingan KSB lainnya.
Untuk melihat kembali prediksi privasi untuk tahun 2022, harap baca laporan tahunan kami sebelumnya. Untuk menyelami lebih dalam privasi online di jejaring sosial, Kaspersky merekomendasikan penggunaan Privacy checker, alat sederhana yang menjelaskan setiap pengaturan di jejaring sosial yang dipilih dan memberikan saran tentang cara mengaturnya untuk berbagai tingkat privasi di beragam platform. Pemeriksa Privasi tidak terbatas pada jejaring sosial; itu dapat membantu pengguna mengatur sistem operasi mereka untuk bentuk privasi yang lebih baik.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR