Visibilitas operasional yang menyeluruh dan berbasis artificial intelligence dapat menjadi salah satu “senjata” ampuh bagi perusahaan dan organisasi dalam menghadapi aneka tantangan baru di era pascapandemi.
Di tengah lingkungan on-demand economy, perusahaan dituntut mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat. Di sisi lain, perusahaan juga harus memerhatikan kenaikan upah pekerja di tengah disrupsi dan agenda digitalisasi.
Dari perspektif Zebra Technologies (Zebra), jawaban dari tantangan tersebut adalah perlunya organisasi dan perusahaan memiliki visibilitas operasional yang menyeluruh. Hal itu dicapai melalui digitalisasi dan otomatisasi workflow dengan dukungan berbagai teknologi terkini, di antaranya artificial intelligence.
“Zebra mempunyai empat solusi utama yang berbasis artificial intelligence. Yang pertama adalah machine vision, yang dapat digunakan untuk keperluan inspeksi atau product recogntion, misalnya mengenali produk jenis tertentu di rak, “ jelas Chief Technology Officer, Zebra, Tom Bianculli dalam sebuah wawancara khusus di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu.
Solusi ini mengombinasikan machine vision smart camera dan fixed industrial scanner untuk melakukan tracking & tracing dan inspeksi kualitas. Akuisisi Zebra terhadap perusahaan Polandia, Adaptive Vision, di tahun 2021 memperkuat solusi ini dengan kemampuan computer vision deep learning.
Zebra juga memadukan voice dengan artificial intelligence untuk memungkinkan pengguna dan perangkat berkomunikasi dalam format percakapan dengan bahasa yang benar-benar natural. Melalui “percakapan” dengan perangkat ini, para pekerja di gudang atau gerai retail dapat bertanya dan mencari informasi mengenai produk.
“Kami integrasikan teknologi bot pada experience atau pengalaman yang akan kami sajikan kepada pelanggan,” jelas Tom.
Solusi artificial intelligence lainnya berupa sistem untuk mengorkestrasi berbagai elemen dalam ekosistem Industry 4.0, Zebra Aurora. Ketika menerapkan Industry 4.0, sebuah perusahaan dapat mengimplementasikan berbagai solusi, seperti robot, kamera-kamera pintar, scanner, dan lain-lain, serta pekerja manusia. Zebra menyiapkan sistem untuk mengotomatisasi proses yang dikerjakan oleh berbagai solusi tersebut.
“Misalnya, machine vision fixed industrial scanner mendeteksi item dan memicu robot mengambil serta membawa item tersebut ke tempat pengemasan. Ketika item itu datang, sistem memberitahu printer untuk mencetak label untuk item tersebut. Kemudian orang yang bekerja di tempat pengemasan akan memperoleh semua informasi tentang paket tersebut dan menyelesaikan proses pengemasan,” papar Tom.
Zebra juga mengembangkan sensor AI, seperti smart tag, smart sensor yang mendeteksi kondisi lingkungan di sekitar produk, misalnya hasil bumi. “Ketika kita bisa tahu pada suhu berapa hasil bumi itu sudah terpapar, kita bisa lakukan mitigasi, kita bisa optimalkan umur simpan atau shelf life hasil bumi tersebut,” papar Tom Bianculli.
Ia juga menceritakan, ada beberapa pelanggan yang menggunakan visibilitas melalui sensor AI ini untuk mengoptimalkan harga barang-barang yang tergolong perishable atau mudah rusak sebelum barang tersebut rusak.
“Jadi kemampuan memanfaatkan visibilitas dari perspektif Industry 4.0 untuk membuat keputusan juga dapat membantu mengurangi limbah dan meningkatkan ESG,” ucapnya.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR