Persaingan data center cukup ketat di Indonesia, mengingat pertumbuhan data dan jumlah populasi di Indonesia yang besar di Indonesia. Perusahaan penyedia layanan data center harus memiliki strategi bisnis dan pelayanan yang prima untuk memenangkan persaingan.
PT DCI Indonesia sebagai perusahaan penyedia layanan tempat data center menerapkan standar tinggi untuk menjamin kepuasan pelanggan dan memenangkan persaingan di pasar.
Marco Cioffi (Deputy President Director, PT. DCI Indonesia Tbk) mengatakan DCI menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) untuk memantau kondisi data center. Teknologi AI itu akan memantau kondisi listrik, suhu dan kelembaban udara yang ada di ruang data center.
"Kami menggunakan artificial intelligence dengan memasang 3.000 sensor-sensor di data center. Sensor-sensor itu memberitahu kondisi listrik, suhu dan kelembaban yang menjadi faktor terpenting dalam menjaga data center," katanya di Cibitung.
Sensor-sensor itu akan melaporkan kondisi terkini ruangan data center secara real time. Jika terjadi anomali atau kerusakan, maka sensor itu akan melaporkan ke ruangan DCI Operation untuk ditindaklanjuti oleh para teknisi untuk memperbaiki.
"90 persen kerusakan atau kesalahan yang terjadi dalam data center disebabkan oleh human eror karena itu kami menggunakan AI dan automation," ucapnya.
Marco mengatakan pertumbuhan data center sangat menjanjikan di Indonesia karena banyak perusahaan yang percaya menyimpan datanya di Indonesia daripada harus ke Singapura.
Gandeng APJII
PT DCI Indonesia Tbk (DCI), penyedia layanan infrastruktur pusat data (colocation) terkemuka di Indonesia mengumumkan kerja samanya dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang didukung oleh ZTE, perusahaan penyedia alat telekomunikasi dan solusi jaringan terkemuka di dunia untuk meluncurkan node Indonesia Internet Exchange (IIX) di salah satu fasilitas DCI Indonesia yang beroperasi di Cibitung, Jawa Barat.
Marco Cioffi, selaku Deputy President Director, PT. DCI Indonesia Tbk mengungkapkan bahwa "Komitmen DCI adalah untuk memastikan infrastruktur digital yang lebih tangguh untuk Indonesia. Bagian penting dari infrastruktur ini adalah pertukaran internet - sebuah "rumah" di mana komputer yang berbeda terhubung satu sama lain untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Masalah saat ini adalah jika sesuatu terjadi ke "rumah" ini maka komputer tidak dapat berkomunikasi.
"Solusi melalui kerjasama dengan APJII ini adalah memberikan ketahanan Indonesia Internet Exchange (IIX) pada infrastruktur yang sudah ada. Peluncuran Node IIX di DCI juga akan memberikan redundansi 1:1 dengan dukungan pusat data DCI yang memiliki waktu aktif 100% sejak pertama kali didirikan pada tahun 2013," katanya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR