Sementara itu, kepentingan ekonomi pribadi dan gaya hidup akan menjadi pendorong terbesar untuk penggunaan layanan bagi responden survei di tahun 2030-an, kemungkinan perilaku kolektif skala besar baru yang dapat menghasilkan perubahan besar di kehidupan sehari-hari, seperti yang kita ketahui saat ini – seperti cara kita bekerja, ketika kita bekerja, dan keseimbangan kehidupan bekerja.
Misalnya, perpindahan dari penggunaan unit waktu, seperti hari dan rutinitas kerja dari pukul sembilan hingga lima yang ‘konvensional’, bisa menjadi pendorong utama munculnya tren Mobilitas Tanpa Terburu-buru atau No-Rush Mobilitiy. Suatu masyarakat yang diatur berdasarkan titik tertinggi dan terendah dari penggunaan energi dapat menjadi hal yang umum, dibandingkan dengan penggunaan unit waktu.
Responden juga mengharapkan peran Artificial Intelligence (AI) dapat menyerupai perilaku konsumen – seperti yang telah diuraikan dalam tren Less is More Digital – misalnya untuk membantu pembeli mengurangi dampak konsumsi material mereka dengan menggunakan alternatif digital untuk produk fisik.
Sara Thorson selaku Report Co-author sekaligus Head of Concept Development, Ericsson ConsumerLab, membahas tren lain yang teridentifikasi, yakni Air Pintar atau Smart Water. Penggunaan air juga dapat berubah secara drastis, jika penjatahan menjadi jauh lebih luas ketimbang saat ini. Sekitar 64 persen pengguna awal memperkirakan bahwa pada tahun 2030-an, tunjangan air bulanan akan diatur secara digital untuk semua warga negara.
KUMPULAN TREN
1. Pemotong Biaya
Layanan digital akan membantu konsumen mengendalikan biaya makanan, energi, dan perjalanan dalam situasi iklim yang tidak stabil. Lebih dari 60 persen pengguna awal di perkotaan mengkhawatirkan biaya hidup yang lebih tinggi di masa depan.
2. Koneksi Tak Terputus
Koneksi internet yang andal dan tangguh akan menjadi lebih penting jika dan saat peristiwa cuaca ekstrem meningkat. Sekitar 80 persen pengguna awal di perkotaan percaya bahwa akan ada pelacak sinyal pintar yang dapat menunjukkan area jangkauan yang optimal selama bencana alam di tahun 2030-an.
3. Mobilitas Tanpa Terburu-buru
Jadwal yang ketat mungkin sudah ketinggalan zaman karena regulasi mengenai iklim dan efisiensi energi telah mengubah arti dari fleksibilitas. Sekitar 68 persen responden akan merencanakan aktivitas menggunakan sistem penjadwalan yang mengoptimalkan berdasarkan biaya energi, bukan berdasarkan efisiensi waktu.
4. S(AI)fekeepers
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR