Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan menjadi penentu inovasi dan perkembangan teknologi di masa depan, mengingat saat ini perusahaan teknologi raksasa hingga negara fokus mengembangkan artificial intelligence yang lebih canggih untuk berbagai kepentingan.
Sayangnya, pengembangan artificial intelligence tidak diatur oleh regulasi global sehingga rentan disalah gunakan.
Bisa saja, teknologi artificial intelligence ikut digunakan dalam pengembangan senjata militer yang bisa memusnahkan ras manusia.
CEO Nvidia Corp Jensen Huang mendorong artificial intelligence diatur oleh regulasi dan norma sosial karena rentan disalah gunakan. Teknologi artificial intelligence bisa digunakan untuk kebaikan dan merugikan orang lain tergantung oleh pihak yang menggunakan dan mengembangkannya.
"Jika Anda melihat inovasi artificial intelligence dapat membuat hidup nyaman dan menakjubkan untuk masyarakat tetapi teknologi (artificial intelligence) itu bisa jadi membahayakan," kata Huang dalam sebuah acara di Swedia seperti dikutip Reuters.
Huang mendesak adanya badan standarisasi teknis untuk memastikan pengembangan sistem artificial intelligence aman seperti bidang kedokteran yang membuat regulasi praktik aman.
Tentunya, Huang meminta pihak yang mengembangkan artificial intelligence untuk mengedepankan aspek hukum dan norma sosial sehingga teknologi AI memberikan kebaikan dan manfaat kepada manusia.
"Semuanya berevolusi sekarang. Semoga AI bisa membawa kita ke tempat yang lebih baik," kata Huang.
Huang adalah salah seorang tokoh penting bidang artificial intelligence (AI) karena Chip Nvidia banyak digunakan oleh perangkat komputer, termasuk komputer super yang dikembangkan Microsoft untuk OpenAI, startup yang membuat ChatGPT.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR