Cara kerja hybrid atau hybrid working mulai diadopsi oleh berbagai organisasi di seluruh dunia. Namun tak semua organisasi, perusahaan, dan pekerja bisa cepat beradaptasi. Bersama Debrett’s, Poly, bagian dari portofolio solusi kerja hybrid HP, membuat panduan etiket kerja hybrid.
Panduan ini berisi pentunjuk kerja hybrid terbaru, sekaligus etiket kerja, baik ketika bekerja di rumah maupun di kantor.
Samir Sayed, Managing Director untuk ASEAN, Korea, Emerging Markets & Pakistan untuk Hybrid Work Solutions, HP menilai peralihan ke sistem kerja hybrid ini terbilang sangat mendadak.
"Kita belum benar-benar mempertimbangkan bagaimana harus mengubah kebiasaan untuk bisa menjalankan sistem kerja baru ini. Haruskah kita mengubah kebiasaan kita untuk membuat kerja hybrid dan rapat hybrid terasa lebih normal? Memikirkan bagaimana cara membuat rapat hybrid terasa lebih natural sehingga akan menciptakan pengalaman rapat yang setara, baik bagi orang-orang yang berada di dalam ruangan ataupun yang mengikuti rapat dari rumah,” Samir menjelaskan. Ia menyarakan perusahaan menyediakan teknologi dan pelatihan yang tepat bagi para stafnya.
Sementara itu, Liz Wyse, Etiquette Advisor, Debrett’s, melihat adanya perubahan drastis dalam cara berperilaku di tempat kerja, ketika orang harus membagi waktu antara rumah dan kantor.
"Jelas bahwa kerja hybrid memberikan banyak manfaat, termasuk fleksibilitas yang lebih besar dan work-life balance yang lebih baik. Namun, itu bukan alasan untuk menyepelekan etiket, dan di mana pun Anda bekerja, standarnya harus tetap sama,” ucap Liz.
Menghadirkan panduan khusus kerja hybrid atau hybrid working, Debrett’s, selaku otoritas etiket modern, berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti bagaimana aturan berpakaian saat bekerja dari rumah, bagaimana menghilangkan gangguan dan hadir dengan penampilan profesional secara online. “Dengan demikian, staf dan perusahaan dapat memperoleh hasil maksimal dari pengaturan kerja hybrid ini," ujar Liz Wyse.
Ada sepuluh poin dalam etiket kerja hybrid yang dirils Debrett’s:
1. Lambaikan tangan untuk mengakhiri panggilan video.
Alih-alih langsung menekan tombol “End meeting”, Debrett’s menyarankan kita melambaikan tangan pada rekan kerja agar terkesan lebih ramah dan inklusif.
2. Hindari video motion sickness
Usahakan tetap dalam posisi yang sama selama melakukan video call. Membawa perangkat Anda saat membuka pintu atau berkeliling di sekitar kantor, dapat membuat kolega Anda pusing.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR