Sebagai program jangka pendek, pengembangan kapasitas ini dilakukan dengan memperbanyak training atau pelatihan. “Fordigi mencoba mengumpulkan capability apa yang paling dibutuhkan teman-teman di BUMN, lalu menyelenggarakan pelatihan yang sesuai,” ungkap Fajrin. Sedangkan di jangka panjang, Fordigi juga memiliki rencana untuk memfasilitasi pertukaran talenta antar BUMN.
Tantangan lain yang juga ingin dijawab Fordigi adalah meningkatkan kolaborasi. Fajrin meyakini, kolaborasi akan meningkatkan peran BUMN di era digital ekonomi seperti saat ini. “Saya suka menggunakan istilah co-opetition, cooperative competition,” ungkap Fajrin. Maksudnya, kolaborasi bisa dilakukan di satu area, meski di area lain terjadi kompetisi antara pihak yang berkolaborasi.
Rencana Fordigi ini sendiri mendapat dukungan sepenuhnya dari Kementerian BUMN. “Saya melihat, dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian BUMN sangat inovatif dalam melakukan perubahan,” tambah Fajrin. Contohnya melalui penyederhanaan regulasi yang memudahkan langkah perusahaan BUMN dalam berinovasi maupun berkolaborasi.
Mimpi Fajrin ke Depan
Fajrin sendiri ditunjuk menjadi Erick Thohir menjadi ketua Fordigi sejak April 2022 lalu. Di posisinya ini, Fajrin memiliki mimpi untuk mengubah citra BUMN. “Saya ingin publik melihat BUMN sebagai kawah candradimuka untuk inovasi dan digitalisasi,” ungkap pendiri Bukalapak ini. Salah satu indikatornya adalah ketika talenta terbaik Indonesia tertarik bergabung ke BUMN karena ada kejelasan visi membangun negeri.
“Karena di Telkom, di Himbara, di PLN, dan BUMN lain ada tantangan yang membutuhkan digital capability,” tambah Fajrin. “Dan ketika kita bisa menjawab tantangan tersebut, dampaknya pun akan terasa ke seluruh warga negara Indonesia,” tutup Fajrin.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR