PT Multipolar Technology Tbk. menghadirkan solusi VisionAnalytics dan Fraud Detection System guna membantu sektor perbankan di Indonesia mengantisipasi fraud.
Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology, dalam BPD Forum 2023 di Legian, Bali, pada Kamis (16/2), menjelaskan bahwa digitalisasi layanan perbankan saat ini telah mengubah pola transaksi masyarakat di tanah air.
Kalau dulu masyarakat harus berkunjung ke kantor kas atau anjungan tunai mandiri (ATM) untuk bertransaksi keuangan, kini mereka cukup menggunakan ponsel atau laptop saja.
Proses yang semakin mudah itu membuat nilai transaksi melalui digital banking terus meningkat cepat. Per Oktober 2022, berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi digital banking nasional naik hingga 38,38% jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya menjadi Rp5.184,1 triliun.
Sementara itu, Bank Indonesia juga mencatat, nilai transaksi uang elektronik pada 2022 melejit hingga Rp399,6 triliun atau tumbuh sebesar 30,84% persen dibandingkan 2021.
Pertumbuhan ini, menurut Jip Ivan, memperlihatkan penerimaan dan adopsi layanan perbankan digital secara lebih luas oleh masyarakat, termasuk layanan untuk pembayaran belanja online.
Namun di sisi lain, kemajuan teknologi perbankan ini diikui oleh modus kejahatan siber yang juga kian canggih. Hal inilah yang melatarbelakangi kehadiran solusi VisionAnalytics dan Fraud Detection System dari PT Multipolar Technology Tbk.
Jip Ivan Sutanto menjelaskan, VisionAnalytics merupakan solusi end-to-end big data yang dikembangkan Multipolar Technology dengan Cloudera sebagai platform utamanya.
“Seperti diketahui, semakin besar dan bervariasinya data yang berkembang telah mendorong perbankan untuk memiliki platform yang bisa menyimpan, mengolah, dan mengalisisnya secara cepat dan akurat sehingga menghasilkan informasi yang bernilai, mendukung pengambilan keputusan, dan pengembangan bisnis bank,” jelasnya lagi.
Solusi VisionAnalytics Multipolar Technology terdiri dari tempat penyimpanan data (data lake) berbasis Hadoop, data engineering untuk transformasi, data warehouse untuk menyimpan data analytics, operational database untuk real-time processing, dan machine learning untuk melakukan prediksi data.
Jip Ivan menjelaskan cara kerja solusi dalam mendeteks fraud dengan cepat, yaitu menyimpan dan mempelajari aktivitas transaksi dan profil dari nasabah, beradaptasi dengan perubahan behaviour atau perilaku nasabah.
VisionAnalytics dilengkapi dengan kapabilitas machine learning untuk mempelajari aktivitas transaksi fraud yang terjadi sebelumnya. Dengan demikian, dijelaskan oleh Jip Ivan, solusi ini dapat mengoptimalisasi dan memberikan rekomendasi pembuatan rules fraud sehingga bank dapat meminimalisir false positive yang terjadi.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR