Saat ini dunia teknologi sedang gegap gempita menyambut kedatangan Chatbot canggih ChatGPT yang memberikan pengalaman terbaru dalam pencarian Internet. Kehadiran ChatGPT itu membuat tidur para petinggi Google tidak nyenyak dan langsung memperkenalkan chatbot serupa Google Bard.
Salah satu raksasa teknologi lainnya Meta pun meluncurkan layanan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan versinya sendiri yaitu LLaMa yang akan memberikan akses kepada peneliti untuk menemukan perbaikan terhadap potensi bahaya teknologi tersebut.
Teknologi LLaMA dapat membantu para peneliti dalam pekerjaannya. Berbeda dengan Microsoft yang memperkenalkan Bing ChatGPT yang memperkenalkan secara luas dengan mempertahankan rahasia kode pemrograman.
“(Penelitian menyeluruh) tetap terbatas karena sumber daya yang diperlukan untuk melatih dan menjalankan model sebesar itu. (Ini menghambat upaya) untuk meningkatkan ketahanan mereka dan mengurangi masalah yang diketahui, seperti bias, toksisitas, dan potensi menghasilkan informasi yang salah,” kata perusahaan itu
Layanan Microsoft yang terintegrasi dengan ChatGPT itu mampu menghasilkan teks dengan sangat baik, seperti esai atau puisi, hanya dalam hitungan detik. Hal itu berkat penggunaan model bahasa besar (LLM).
LLM adalah bagian dari bidang AI generatif yang mencakup kapasitas untuk mengeksekusi gambar, desain, atau kode pemrograman hampir secara instan berdasarkan permintaan sederhana. Microsoft juga telah mengintegrasikan ChatGPT ke dalam mesin pencari Bing dan browser Edge.
OpenAI dan Microsoft secara ketat membatasi akses ke teknologi di balik chatbot mereka, menuai kritik bahwa mereka memilih keuntungan potensial daripada meningkatkan teknologi lebih cepat untuk masyarakat.
“Dengan berbagi kode untuk LLaMA, peneliti lain dapat lebih mudah menguji pendekatan baru untuk membatasi atau menghilangkan masalah ini,” kata Meta.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR